5 Fakta Tenggelamnya Titanic, dari Sudah Diramal Hingga Bisa Dihindar

Kapal RMS Titanic.
Sumber :
  • U-Report

VIVA Lifestyle –  Meski kejadian tenggelamnya kapal Titanic sudah ratusan tahun tepatnya pada April 1912, namun pembicaraan mengenai kapal terbesar di masanya ini tak ada habisnya. Masih sering ditemukan fakta - fakta baru yang berkaitan dengan tenggelamnya kapal ini.

Apalagi, nama Titanic semakin dikenal karena pembuatan film dengan judul Titanic, yang dibintangi oleh Leonardo Di Caprio dan Kate Winslet yang sukses besar dan bahkan menjadi salah satu dengan pendapatan dan penonton terbanyak di dunia. 

Berikut adalah 5 fakta mengenai tenggelamnya Titanic, yang jarang diketahui : 

Teropong Terkunci

Ilustrasi kapal titanic tenggelam.

Photo :
  • U-Report

Pada malam tragedi besar tersebut terjadi, tepatnya pada tanggal 14 April, pelaut Frederick Fleet sedang bertugas. Ia adalah seorang pelaut berpengalaman yang telah berlayar sejak usia 12 tahun. Dikatakan bahwa cuaca sangat dingin malam itu, ketika awak kapal melihat massa gelap di air — tanda tanda pertama gunung es — dan melaporkan bahaya itu kepada atasannya. 

Perwira pertama segera merespon, namun terlambat. Awak kapal yang selamat dari bencana kemudian menyatakan bahwa hal ini terlambat diatasi karena dia tidak memiliki teropong, karena teropong itu berada di lemari yang terkunci, dan kuncinya terbawa seorang perwira yang waktu itu tidak berada di atas kapal. Sebagian awak kapal memang diganti sesaat sebelum penyeberangan Atlantik pertama, dan perwira ini termasuk di antara mereka yang diganti. Dia pasti lupa meninggalkan kunci di kapal.

Jadi, banyak teori yang berkata bahwa jika saat itu teropong tidak terkunci maka bisa saj tabrakan Titanic dengan gunung es bisa cegah dan kejadian naas tersebut tak terjadi. 

Bulan Purnama Berperan Dalam Tenggelamnya Titanic

Ilustrasi Bulan

Photo :
  • www.pixabay.com/PeterDargatz

Mengutip dari laman nasa.gov, terdapat penelitian bahwa karamnya kapal Titanic merupakan efek dari bulan purnama penuh yang terjadi saat itu. Seperti yang diketahui, kapal Titanic menabrak gunung es sehingga menyebabkan badan kapal mengalami kerusakan parah dan akhirnya tenggelamzm. 

Pada awal tahun 1912 kondisi bulan sejajar dengan matahari, yang mana hal ini ini mengakibatkan sebuah tarikan medan gravitasi yang sangat kuat, terutama di lautan lepas. Gelombang besar akan terjadi di laut, dan bongkahan-bongkahan es raksasa juga akan bergerak secara liar. Ini sebabnya teknologi Titanic tidak cukup bisa diandalkan untuk memberikan peringatan dini kepada kru kapal. 

Pernah Diramal Dalam Novel

Tragedi Titanic

Photo :
  • http://www.evogood.com

Tak banyak yang mengetahui hal ini, namun tenggelamnya kapal Titanic ternyata pernah ditulis dalam sebuah karya sastra Novel. Ya, 14 tahun sebelum kejadian naas tersebut, seorang novelis bernama Morgan Robertson telah menerbitkan novel berjudul The Wreck of the Titan: Or Futility.

Melansir dari Business Insider, novel yang diterbitkan pada 1898 ini secara mengejutkan "meramalkan" kejadian Titanic dengan sangat mirip. Novel ini mengisahkan tentang tenggelamnya kapal pesiar Titan di Atlantik Utara akibat menabrak gunung es. 

Hal ini sulit dijelaskan dengan akal sehat, banyak yang percaya ini adalah ramalan namun tak sedikit yang beranggapan bahwa hal tersebut hanya kebetulan. 

Minum Alkohol Agar Tetap Hangat

Salah satu adegan dalam film Titanic.

Photo :
  • U-Report

Diperkirakan, suhu laut malam pada saat Titanic tenggelam itu bersuhu sekitar nol derajat Celsius. Seseorang biasanya hanya bisa bertahan selama maksimal 15 menit. Charles Joughin, kepala pembuat roti di Titanic, adalah salah satu yang selamat dan menjadi terkenal. 

Meski terpilih sebagai kapten salah satu sekoci, dia memutuskan untuk menyerahkan posisinya karena sudah ada pelaut di sekoci itu. Joughin masuk air dengan kapal yang tenggelam, tetapi sebelumnya, ia sengaja meminum begitu banyak alkohol agar tubuhnya merasa hangat dan tidak merasakan dinginnya air. Setelah dua jam terapung di laut yang sangat dingin, ia akhirnya ditarik ke sekoci yang terbalik dan akhirnya dijemput kapal penyelamat. 

Penemuan Bangkai Titanic Oleh Arkeolog

A Content Creator Suffers from 37 Allergies, How Does She Live?

Kapal Titanic

Photo :
  • Courtesy www.xavierdesmier.com

Banyak orang berusaha untuk menemukan Titanic yang tenggelam, tetapi baru 73 tahun setelah bencana, pada tahun 1985, arkeolog bawah laut Robert Ballard berhasil menemukan bangkai kapal itu di Atlantik Utara dan memotretnya untuk pertama kali. 

It's His/Her Day Playground & Lifestyle Experience Sukses Menarik Ribuan Pengunjung Selama 3 Hari

Ia bahkan membiayai upaya pencarian ini dengan mencari melalui sisa - sisa dua kapal selam yang tenggelam dalam misi rahasia Angkatan Laut AS. 

Dia kemudian diizinkan menggunakan peralatan Angkatan Laut selama 12 hari untuk menemukan Titanic. Pada kedalaman 3.800 meter, dalam kegelapan abadi, dia menemukan bangkai kapal mewah itu.  Bangkai kapal terbelah dan terpisah menjadi dua bagian dengan jarak sejauh 600 meter di dasar lautan.

Semarak It’s His/Her Day Playground & Lifestyle Experience Hari Kedua Semakin Diminati

Titanic Akan Lebur Tahun 2030

RMS Titanic

Photo :

Fakta terakhir adalah, Titanic diyakini akan hancur dan lebur pada tahun 2030. Melalui the Guardian, para penyelam dan ahli sejarah mengungkapkan hal ini. 

Bermula pada Agustus 2019, sekelompok petualang telah 5 kali menyelam ke bangkai kapal nahas tersebut untuk melakulan survei sekaligus memotret dan merekam kondisi terkini kapal Titanic.

Berdasarkan foto yang mereka ambil, bangkai Titanic yang berada di kedalaman 3.800 meter laut Atlantik Utara itu semakin memprihatinkan karena dirusak oleh bakteri pemakan logam, korosi garam, dan arus kedalaman lautan. 

Parks Stephenson, salah satu sejarah Titanic yang ikut dalam ekspedisi itu, mengungkapkan bahwa beberapa bagian di ruang dek kapten sudah rusak sepenuhnya. "Bathub kapten adalah gambar favorit di antara kalangan enthusiasts Titanic dan sekarang itu sudah tidak ada. Seluruh dek itu sudah kolaps," ujarnya pada The Guardian. 

Hal ini tak bisa ditunda dan dihindari karena bagaimana pun, ini adalah proses alam. "Bangkai ini akan terus memburuk kondisinya seiring waktu, ini adalah proses yang alami," sambung Lori Johnson, salah satu peneliti lainnya yang turut ikut dalam ekspedisi tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya