Selain Asep, Ini 5 Komunitas Orang Nama Pasaran Indonesia

Paguyuab Asep Sedunia
Sumber :
  • Tangkapan Layar

VIVA Lifestyle – Banyak yang bilang kalau nama adalah doa, mempersembahkan orang tua yang paling berharga ketika bayi lahir di dunia. Nama yang diberikan akan dibawa hingga akhir hayat, walau dalam beberapa kasus nama juga bisa diganti. Tetap saja, nama adalah sesuatu yang akan melekat pada pribadi seseorang.

PKS Terbuka untuk Bertemu Prabowo tapi Bukan untuk Menyusul PKB

Siapa nama kamu? Apakah namamu termasuk pasaran, khususnya di Indonesia? Ada beberapa nama disebut-sebut sebagai nama paling pasaran, populer dan paling sering dipilih oleh para orang tua.

Tapi tidak perlu sedih, apalagi minder karena namamu sudah banyak dipakai orang. Mending juga kamu berkumpul sama mereka yang namanya sama sepertimu. Nah, apa saja komunitas orang yang terbentuk karena nama-nama pasaran ini? Berikut Viva rangkuman dari berbagai sumber sebagai berikut.

Kemenkominfo Gelar Talkshow “Rekam Jejak Digital di Ranah Pendidikan”

1. Agus-Agus Bersaudara

Annisa Yudhoyono dan Agus Yudhoyono.

Photo :
  • Instagram @annisayudhoyono
Berawal dari Hobi Pakai Brand Mewah, Selebgram Berusia 70 Tahun Ini Debut di Paris Fashion Week

Para Agus-agus besaurdar ini pernah berkumpul dalam community garhering. Kala itu ada sekitar 300 Agus yang datang. Mereka sebelumnya telah terkumpul di sebuah komunitas online Facebook bernama Agus-Agus Bersaudara. Cari deh! Sekarang sudah ada lebih dari 5.653 Agus yang bergabung di sana.

Yang unik, AAB atau Agus-Agus Bersaudara ini sudah memiliki komunitas online per daerah dengan perwakilan yang disebut Dewan Agus Daerah. Komunitas ini sudah ada di 22 provinsi di Indonesia loh.

2. Komunitas Sri

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Photo :
  • VIVA/Anisa Aulia

Di sinetron atau FTV sering kita lihat kalau wanita bernama Sri itu pasti dari Jawa, berlogat medok dan dianggap kampungan. Padahal jika dilihat dari artinya, Sri adalah lambang kecantikan, kesuburan dan kemakmuran. Tahu dong kalau padi sebagai lambang dipilihkan Dewi Sri?

Karena ingin menghilangkan anggapan bahwa Sri adalah nama yang tidak bagus, seorang Sri yaitu Sri Sayekti dari Semarang membuat sebuah komunitas bernama komunitas Sri dengan motto Dari Sri untuk Sri dan untuk Bangsa.

Komunitas ini sudah berdiri sejak tahun 2007 dan memiliki lebih dari 6.000 Sri. Tapi jumlah tersebut belum mencakup semua Sri yang ada di Indonesia loh.

3. Komunitas Bambang Indonesia

Penyerang Persija Jakarta, Bambang Pamungkas

Photo :
  • Instagram/@bepe20

Dalam bahasa Jawa, Bambang memiliki arti ksatria dan biasa diberikan pada bayi laki-laki. Satuan nama ini juga termasuk yang paling populer di Indonesia. Bahkan di Facebook, terdapat sebuah grup bernama Komunitas BAMBANG Indonesia. Isinya tentu saja orang-orang yang bernama Bambang. Kini baru sekitar 294 orang yang bergabung di grup ini.

Awalnya, grup yang muncul di tahun 2009 ini hanya berisi 59 orang. Dengan tidak memiliki tujuan komersil, grup ini hanya ingin membuat orang-orang bernama Bambang saling kenal dan silaturahmi.

4. Sugeng Joglosemar

Seperti yang bisa ditebak, orang-orang yang terkumpul di Sugeng Joglosemar pastilah memiliki nama Sugeng. Joglosemar sendiri adalah singkatan dari Jogja, Solo, Semarang.

Jadi para Sugeng yang tinggal di daerah itulah yang awalnya mendirikan komunitas ini. Tujuan utama komunitas ini sama seperti yang sebelumnya menjaga silaturahmi dengan para Sugeng yang ada di Indonesia, khususnya di area yang sudah disebutkan.

Dari grup Facebook Para Sugeng Joglosemar terlihat bahwa para pendiri komunitas ini adalah J Sugeng Suhartanto. Dan kini sudah ada ribuan Sugeng yang masuk ke dalam grup ini. Nah, kalau kamu berada di daerah Joglosemar, buruan deh gabung grup ini.

5. Jogja Endang Club

Endang Soekamti

Photo :
  • Istimewa

Dari kota Gudeg terciptalah sebuah komunitas bernama Jogja Endang Club. Komunitas ini dibuat untuk kegiatan para wanita bernama Endang dalam sebuah wadah untuk saling tukar cerita, bakti sosial dan juga positif lainnya.

Di Jogja sendiri, pada awalnya sudah ada 571 Endang yang terkumpul. Rencananya Endang Club ini akan diperluas ke daerah lain hingga ke seluruh Indonesia.

Setiap tanggal 9, para Endang akan berkumpul di rumah Endang Syahbenol, para pendiri Jogja Endang Club di daerah Sleman. Mereka juga mengenakan baju batik yang sama berwarna coklat dengan motif kawung prabu.

Ide Endang Syahbenol untuk mengumpulkan orang-orang bernama Endang ini terjadi pada tahun 2004. Tak disangka karena keisengan, ia bisa bertemu dengan para Endang dari berbagai daerah dan profesi loh.

Memiliki nama yang pasaran dan populer mungkin malu lagi kan, gabung dan rasakan sensasi berkumpul dengan orang-orang yang dipanggil dengan sebutan nama yang sama seperti menjadi pengalaman unik yah!

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya