Cao Dai, Keyakinan di Vietnam yang Menggabungkan Banyak Agama

logo agama Cao Dai
Sumber :
  • Kiddle/Steve Taylor

VIVA Lifestyle – Menurut situs resmi Pemerintah Vietnam pada tahun 2019, sekitar 86 persen penduduk Vietnam terdaftar dengan status no religion atau tidak punya agama. Namun status tersebut bukan berarti mereka tidak mempercayai Tuhan atau ateis. 

Medco Energi Resmi Divestasi Seluruh Sahamnya di Ophir Vietnam Block 12W B.V

Penduduk Vietnam yang terdaftar sebagai no religion ini mayoritas mempunyai keyakinan lokal. Secara formal, mereka tidak terhitung sebagai pengikut agama tertentu. Sementara 14 persen warga Vietnam yang memeluk agama terbanyak adalah Katolik lalu diikuti oleh Buddha, Protestan, dan Cao Dai.

Yuk scroll ke bawah!

Terungkap 3 Alasan Iran dan Arab Saudi Saling Bermusuhan, Isu Agama Paling Kuat

Cao Dai termasuk agama formal di Vietnam. Dilansir dari video YouTube Sepulang Sekolah, 1 persen penduduk Vietnam adalah pemeluk agama Cao Dai. 

Berdasarkan informasi di laman Britannica, Cao Dai merupakan gerakan keagamaan berasal dari Vietnam yang menerapkan sinkretisme agama. Sinkretisme sendiri adalah penggabungan beberapa keyakinan menjadi satu.

Vietnamese EV Taxi Service Push Sustainability Agenda with VinFast

lukisan yang menggabungkan Konfusianisme, Taoisme, dan Buddha dari era Dinasti Song

Photo :
  • Kiddle

Kepercayaan ini menggabungkan konsep etika konfusianisme, praktik okultisme tao, dan kepercayaan karma dari Buddha. Sistem organisasi Cao Dai dianggap mirip dengan agama Katolik Roma yang terdiri dari paus, kardinal, uskup, dan pendeta. 

Dalam Cao Dai, Tuhan direpresentasikan sebagai mata dalam segitiga, simbol yang muncul di bagian depan depan kuil sekte tersebut.

Sejarah

bola yang mewakili mata kiri Tuhan menurut ajaran Cao Dai

Photo :
  • Kiddle/Peter Beardsley

Cao Dai dibentuk pada tahun 1926 di Tay Ninh. Meskipun sudah berdiri lama, keyakinan ini baru diberikan pengakuan hukum pada tahun 1997. 

Pada tahun 1919 seorang administrator koloni Perancis di Indocina sekaligus praktisi spiritualisme bernama Ngo Van Chieu mengaku bahwa ia berhasil berkomunikasi dengan sesuatu yang disebutnya sebagai ‘Yang Maha Tinggi’ atau yang dianggap Tuhan. Saat itu, ia merasa mendapat pencerahan.

Nama Cao Dai memiliki arti tempat tinggal yang tinggi atau menara tak beratap sebagai simbol yang mereka anggap Tuhan. 

Sistem kepercayaan

penganut dan biksu Cao Dai di Tây Ninh, Vietnam

Photo :
  • Kiddle/Jonathan Lewis

Bagi para penganutnya, Cao Dai merupakan agama yang muncul untuk menjunjung tinggi kemanusiaan. Mereka percaya agama-agama yang sudah ada sebelumnya itu adalah hasil manifestasi satu Tuhan yang sama. Kendati demikian, Cao Dai mengadaptasi banyak konsep agama lain.

Berperan penting sebagai organisasi politik dan militer

Tak hanya menjadi kelompok agama, Cao Dai juga punya peran penting sebagai organisasi politik dan militer di era Perang Dunia II dan Perang Vietnam. 

Saat itu, pemeluk agama Cao Dai didominasi oleh orang-orang yang menentang penjajahan Perancis dan Jepang. Bahkan kelompok komunis di sana berencana menghilangkan sekte keagamaan, termasuk Cao Dai.

kuil Cao Dai di Provinsi Tay Ninh

Photo :
  • itourvn

Tentu penganut Cao Dai tak mau hal itu terjadi. Akhirnya mereka memutuskan untuk mengajak Perancis bekerja sama. Hubungan dekat antara Cao Dai dan Perancis inilah yang membuat banyak tokoh Perancis dipercaya sebagai tokoh suci oleh pemeluk Cao Dai. 

Singkat cerita, Cao Dai berhasil menjadi salah satu kekuatan politik dan militer yang besar di Vietnam Selatan. Sayangnya, semasa itu Vietnam Selatan kalah perang sehingga seluruh negara dikuasai oleh komunis dan keberadaan Cao Dai terancam.

Maka dari itu, banyak penganut Cao Dai yang memilih kabur ke luar negeri dan mengembangkan Cao Dai di luar Vietnam, tepatnya di negara tetangga yaitu Kamboja. Bahkan kabarnya ajaran Cao Dai juga tersebar sampai ke Eropa dan Amerika. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya