Ternyata Bau Badan Manusia Menjadi Daya Tarik Nyamuk

Nyamuk aedes aegypti.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA Lifestyle – Sebuah jurnal yang diterbitkan di Scientific American pada pertengahan Oktober ini mengungkapkan hasil penelitian terbaru tentang manusia dan nyamuk.

Dilansir dari The Guardian, Leslie Vosshall — seorang ahli neurobiologi dan nyamuk di Howard Hughes Medical Institute dan Rockefeller University menulis penelitian ini.

Studi tersebut melibatkan 64 peserta dan menyimpulkan bahwa bau badan seseorang memainkan peran besar dalam menentukan apakah nyamuk tertarik untuk menggigit.

nyamuk

Photo :
  • Science

“Jika Anda memiliki kadar tinggi zat ini di kulit, Anda akan menjadi tempat piknik nyamuk mendapatkan semua gigitan,” ujar Vosshall. 

Profil aroma manusia dibangun dari senyawa kimia yang berbeda dan setelah para ilmuwan menyelesaikan penelitian, mereka menemukan sebuah pola. 

Orang dengan kulit yang menghasilkan kadar asam karboksilat lebih besar secara signifikan, lebih menarik bagi nyamuk daripada mereka yang menghasilkan lebih sedikit. 

Penelitian ini melibatkan peserta mengenakan stoking berbahan nilon di lengan mereka selama enam jam untuk menangkap aroma unik masing-masing. 

Para peneliti kemudian memotong stoking tersebut menjadi beberapa bagian dan memasukkannya ke dalam wadah berisi nyamuk Aedes aegypti betina — menyebarkan penyakit demam berdarah, Zika, dan demam kuning. Serangga kemudian bermigrasi ke aroma yang lebih banyak mengandung asam karboksilat.

Nyamuk.

Photo :
  • Times of India

Hasilnya, orang yang menghasilkan kadar asam karboksilat lebih tinggi 100 kali lebih menarik bagi nyamuk.

Selain itu studi juga mengungkapkan bahwa kadar asam yang dihasilkan tidak berubah dari waktu ke waktu — bahkan jika pola makan atau kebiasaan seseorang berubah. 

“Kadar asam menjadi magnet nyamuk melekat pada Anda seumur hidup — yang merupakan kabar baik atau buruk, tergantung pada siapa Anda,” kata Vosshall.

Gigitan nyamuk.

Photo :
  • U-Report

Seorang ilmuwan senior di perusahaan biotek Kingdom Supercultures bernama Mariana Elena De Obaldia meneliti mengapa nyamuk menyukai asam karboksilat.

Penyakit Menular Arbovirosis Jadi Ancaman Baru, Menkes Budi: Lakukan 5 Hal Ini untuk Menanganinya

Walaupun hasilnya masih berupa spekulasi, De Obaldia memaparkan sejak nyamuk Aedes aegypti berevolusi menggigit manusia alih-alih hewan, masuk akal jika mereka menjadi sangat terampil dalam menentukan perbedaan antara aroma manusia dan hewan. 

Manusia memancarkan asam karboksilat dalam jumlah yang berlebihan jika dibandingkan dengan hewan. Maka dari itu tak heran jika nyamuk suka menggigit manusia. 

7 Manfaat Luar Biasa Buah Pepaya untuk Kesehatan Tubuh, Bisa Jaga Kesehatan Kulit
Ilustrasi memakai sunscreen

Direkomendasikan oleh IDI, Apa Sih Physical Sunscreen Itu?

Memakai sunscreen atau tabir surya saat keluar rumah sangat penting, terlebih Indonesia merupakan negara tropis yang 'bersahabat' dengan sinar matahari.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024