Love Bombing Sangat Berbahaya? Ini Pengertian dan Ciri-cirinya yang Harus Kamu Ketahui

VIVA Lifestyle – Belakangan ini kata love bombing sedang mencuat dan dipertanyakan publik. Apa sih love bombing ini? Love bombing adalah bentuk manipulasi emosional yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan kontrol atas orang lain.

Meski bisa menjadi aspek positif di awal hubungan romantis, hal itu bisa berujung pada gaslighting dan pelecehan. Psikolog memperingatkan itu mungkin taktik manipulatif oleh seorang narsisis atau sosiopat dalam upaya untuk mengendalikan seseorang.



ilustrasi pasangan pria dan wanita

Photo :

• Pixabay/ Pexels

Love bombing sering terjadi di awal suatu hubungan. Di awal mengenal satu sama lain, seseorang mungkin menganggap orang ini menawan dan sangat perhatian. Orang ini akan memuji kamu secara berlebihan, memberi tahu kamu bahwa dia memuja kamu, dan sering kali terlihat terlalu cepat terikat secara emosional .

Love bombing juga terjadi pada pasangan setelah mereka bertengkar hebat atau putus. Tidak ada yang salah dengan memberi seseorang kesempatan kedua, tetapi jika seseorang meremehkan kamu, kemudian memohon maaf, berjanji tidak akan pernah terjadi lagi dan menawarkan isyarat yang berlebihan, seperti mengirimi kamu lima lusin mawar untuk menunjukkan betapa menyesalnya mereka, berhati-hatilah.

Terutama umum dalam kasus kekerasan dalam rumah tangga , pelaku akan melakukan pelecehan, menegaskan kembali betapa mereka mencintai kamu dan menggunakan taktik dramatis untuk mendapatkan rahmat baik kamu lagi agar kamu tetap dalam hubungan. 

Bahayanya adalah pelaku membutuhkan kontrol dan siklus yang sama berulang. Mereka tidak mengubah perilaku kasar mereka dan kamu mungkin dalam bahaya.

Dikutip dari cosmopolitan, love bombing adalah taktik kencan manipulative yang digunakan oleh individu narsis dan kasar. Pembom cinta berusaha untuk segera mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari seseorang yang mereka kejar secara romantis dengan menghadirkan citra ideal diri mereka sendiri,” kata Lori Nixon Bethea, PhD.



Ilustrasi pasangan.

Photo :

• Freepik/teksomolika

Saat pertama kali bertemu seseorang, terhanyut bisa terasa menyenangkan dan mengasyikan. Memiliki seseorang yang menghujani kamu dengan kasih sayang dan kekaguman sangat menggembirakan saat kamu berada di tahap awal hubungan baru. Dikutip dari healthline, berikut ciri-ciri love bombing yang harus kamu waspadai.

Love bombing sering melibatkan tindakan berlebihan, seperti mengirimi kamu hadiah secara berlebih. Contohnya mengirimu kamu bunga hingga satu lusin, membelikan tiket mahal untuk liburan, dan lainnya.

Semua ini tampaknya cukup tidak berbahaya, tetapi intinya adalah memanipulasi kamu untuk berpikir bahwa kamu berutang sesuatu kepada pasangan kamu.

“Paling sering, pengeboman cinta dilakukan oleh seorang narsisis dengan maksud menarik dan menguasai orang yang dibom cinta,” kata konselor profesional berlisensi Tabitha Westbrook, LMFT.

Semua orang mungkin mendambakan kekaguman, tetapi pujian terus-menerus dapat membuat kepala kamu pusing. Jika seseorang mengungkapkan cinta abadi mereka setelah waktu yang singkat, itu adalah tanda bahaya potensial bahwa perasaan mereka tidak tulus.

Frasa ini tidak selalu berbahaya, tetapi penting untuk mempertimbangkannya dalam konteks yang lebih luas dari keseluruhan perilaku seseorang.

Mereka menelepon, mengirim SMS/WA, dan mengirimi kamu pesan melalui media sosial 24/7. Meskipun komunikasi terus-menerus adalah normal saat kamu pertama kali berkencan, itu adalah tanda bahaya jika komunikasi terasa sepihak dan menjadi semakin berlebihan. Perhatikan jika pasangan mulai mengirimi kamu pesan di pagi hari dan setiap jam.

4. Pasangan kamu menginginkan perhatian penuh

Saat fokus kamu bukan pada orang lain, mereka mungkin menjadi marah. Ini bisa terlihat seperti cemberut saat kamu berbicara di telepon dengan teman atau menolak untuk pergi setelah kamu mengatakan kamu harus bekerja lebih awal keesokan harinya.

5. Pacar kamu mengatakan bahwa kamu adalah belahan jiwanya

Jika apa yang mereka katakan terdengar seperti film, perhatikan, catat Westbrook. “Hollywood bagus untuk hiburan, tapi cinta sejati dan hubungan tidak terlihat seperti di film.”

6. Mereka menginginkan komitmen 

Seorang pembom cinta mungkin menekan kamu untuk terburu-buru dan membuat rencana besar untuk masa depan. Mereka akan menyebutkan hal-hal seperti pernikahan atau tinggal bersama ketika kamu baru mengenal satu sama lain dalam waktu singkat.

Hal yang perlu diingat, menurut Westbrook, adalah bahwa hubungan nyata membutuhkan waktu untuk berkembang. 

“Sangat tidak mungkin seseorang benar-benar bisa mencintaimu lebih dari apa pun di dunia dalam 2 minggu. Atau dua hari. Atau 2 jam. Atau bahkan 2 bulan,” jelasnya.

Pasangan yang sehat akan menghargai batasan-batasan yang dibentuk oleh pasangan. Namun, jika pasangan kamu adalah love bombers, ia tidak akan menyukai batasan pribadi yang dibuat. 

Mereka akan terus berusaha untuk mengontrol dan memanipulasi sehingga kamu dan pasangan tidak memiliki batasan sama sekali.

“Pembom cinta juga marah tentang batasan apa pun sehubungan dengan akses ke kamu atau kamu menerima tampilan 'cinta' mereka, kata Westbrook. “Ini seperti tsunami kasih sayang dan mereka berharap kamu menerima semuanya.”

Tidak peduli berapa banyak waktu dan akses yang kamu berikan kepada mereka, sepertinya tidak pernah cukup. Seseorang yang toxic akan membuatmu merasa berhutang budi padanya sehingga mereka bisa mengandalkanmu siang dan malam.

Kamu tidak pernah tahu apa yang diharapkan dari satu momen ke momen berikutnya dan merasa tertekan untuk melihatnya sepanjang waktu. Cinta yang sah memiliki pasang surut, tetapi penuh hormat dan tidak sombong, kata Westbrook.

Menjadi bom cinta bisa terasa memabukkan pada awalnya, tetapi kamu mungkin juga merasa sedikit tidak nyaman. Perhatikan perasaan cemas ini.

“Sangat penting untuk menyesuaikan diri dengan intuisi kamu, sehingga kamu dapat mengetahuinya alih-alih terbawa oleh taktik pengeboman cinta,” kata Westbrook.

Halaman Selanjutnya

Hal yang perlu diingat, menurut Westbrook, adalah bahwa hubungan nyata membutuhkan waktu untuk berkembang.