Sambut Hari Dongeng Sedunia, Ada Pentas Wayang Kartun Dibalut Filosofi Makanan Tradisional

Pagelaran Wayang Kartun di Desa Sidareja, Jawa Tengah.
Sumber :
  • Dok Kie Art.

VIVA LifestyleDongeng yang berhiaskan dunia fabel ataupun cerita lainnya, sarat dengan moral dan budi pekerti luhur. Mendongeng bisa membangun ikatan emosional antara anak dan orangtua, jika dongeng yang diceritakan bertema sedih ataupun gembira. 

Anutusias Punya Anak Perempuan, Alyssa Soebandono Sampai Lakukan Hal Ini

Pegiat Seni Kie Art, Gita Yohanna Thomdean, mengungkap, tradisi mendongeng dulu masih kerap dilakukan, karena dipercaya dapat membentuk kepribadian dan karakter dari seorang anak. Yuk, scroll untuk info selengkapnya.

"Hal ini karena adanya kekonsistensian orangtua melakukannya yang akhirnya menjadi sebuah kebiasaan yang dipelajari dan diimplementasikan. Bahkan ketika dongeng dibacakan saat sebelum tidur, akan lebih membantu masuk ke dalam alam bawah sadar si anak, sehingga dapat merekamnya dengan mudah," ujar Gita dalam keterangannya, dikutip Rabu 15 Maret 2023. 

Skenario Tante Bunuh Keponakan di Tangerang, Ambil Perhiasan Korban Biar Dikira Kasus Pencurian

Lebih lanjut Gita menjelaskan, tradisi mendongeng sebenarnya sudah diwariskan oleh leluhur kita secara turun-temurun dari zaman kerajaan, untuk menjadi pelipur lara bagi Raja dan biasanya pendongeng sendiri memiliki perlakuan khusus. 

Terungkap, Arti Nama Anak Perempuan Dude Harlino dan Alyssa Soebandono

"Dan sebagian dongeng-dongeng Nusantara tersebut telah terukir di candi-candi Nusantara dan juga beberapa pararaton," kata dia. 

Direktorat Jenderal (Ditjen) Kebudayaan Kemendikbud mencatat, kini ada 945 cerita rakyat di 34 provinsi. Jumlah itu terdiri atas 465 dongeng, 385 legenda, dan 95 mite atau mitos. Dari data tersebut, terlihat jumlah terbanyak adalah dongeng. 

Oleh karena itu, sangat disayangkan jika di era digitalisasi, tradisi mendongeng ini menjadi punah. Dalam rangka membantu melestarikan dongeng, Gita Thomdean yang merupakan pegiat Kie Art atau Kelompok Pemuda Kie Seni, menyelenggarakan Wayang Kartun, yang akan dirilis untuk pertama kali bertepatan dengan Hari Peringatan Dongeng Sedunia, pada 20 Maret 2023 mendatang. 

"Harapannya ini bisa menjadi momen kebangkitan bagi Dongeng Nusantara. Selain itu, mengajak seluruh manusia Nusantara mengenal kembali dongeng-dongeng yang berasal dari daerahnya, menggali, mengerti dan melestarikannya kembali ke generasi muda kini," pungkasnya. 

Acara ini sengaja dibalut dengan Pagelaran Wayang yang menghadapi problematika yang hampir sama, di mana antusiasme para generasi muda menurun dalam menikmati sebuah pagelaran wayang atau bahkan sebagai pelakunya. 

Selamet Santosa pegiat Seni Kie Art memaparkan Pagelaran Wayang Kartun yang dilakukan di Cartoon Village Sidareja, Jawa Tengah, merupakan salah satu identitas seni yang menjadi kekhasan di desa ini. 

Slamet yang juga menjadi Dalang Kartun, menjelaskan, dirinya bersama dengan Kelompok Pemuda Kie Seni tetap berusaha mengadaptasi dan mempertahankan beberapa pakem atau patokan dalam pewayangan.

Di antaranya seperti penggunaan pakeliran, adanya panayagan atau gamelan, tetap mempertahankan adanya Sulukan, suwukan gendhing, proses jejeran wayang, serta tak lupa tumpeng sebagai wujud keselamatan. Serta tak ketinggalan, pengiring gamelan dengan Kie Karawitan Ageng yang dikoordinatori Laela Nindya Lasyarika dan Adam Fauzi Guntar. 

"Wayang Kartun yang mengangkat lakon Dongeng 113 tahun Ujungan Sidareja ini bercerita mengenai asal-usul Desa Sidareja pada zaman dahulu. Dalam dongeng ini juga terselipkan edukasi-edukasi tentang makanan tradisional lengkap dengan filosofinya," papar Gita Thomdean. 

Konon katanya, Desa Sidareja memiliki banyak orang sakti sehingga segala sesuatunya diselesaikan dengan adu ketangkasan Ujungan. Desa Sidareja, kini sedang bertransformasi menjadi Desa Kartun Sidareja atau Cartoon Village Sidareja. 

Hal menarik lainnya adalah, pembukaan acara ini diresmikan oleh Weye Haryanto. Dulu, dia adalah seorang kurator dari Museum Basuki Abdullah. Pembukaan diiringi oleh Kie Karawitan alit yang anggotanya anak-anak SD dengan memainkan 3 lagu pembuka. Opening lainnya juga disajikan tarian Ujungan oleh Para Pemuda Seni.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya