40 Juta Kilogram Sampah Plastik yang Cemari Laut Berhasil Dicegah

Video sampah plastik di bawah laut Bali.
Sumber :
  • Rich Horner

VIVA Lifestyle – Permasalahan sampah plastik di Indonesia tak kunjung selesai, termasuk yang ada di lautan. Indonesia bahkan menjadi salah satu negara penghasil polusi plastik di laut terbesar di dunia. 

Pemkot Tangsel Tiap Hari Berjibaku Atasi 1000 Ton Sampah, Benyamin: Persoalan yang Serius

Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2021 menyebutkan limbah plastik Indonesia mencapai 66 juta ton per tahun. Di mana diperkirakan, sebanyak 3,2 juta ton di antaranya merupakan sampah plastik yang terbuang ke laut. Scroll untuk info selengkapnya.

Selain itu, Data National Plastic Action Partnership (NPAP) juga menunjukkan ada 4,8 juta ton sampah plastik di Indonesia tidak diolah dengan baik. Sebanyak 48 persen di antaranya dibuang ke alam terbuka dan 9 persen dari sampah plastik berakhir di laut.

Petugas Kebersihan di Tangerang Angkut 3 Ribu Ton Sampah per Hari Selama Idul Fitri

Ilustrasi sampah di pantai.

Photo :
  • Pixabay

Untungnya, 40 juta kilogram sampah plastik dari pencemaran di laut berhasil dicegah. Jumlah tersebut setara dengan 2 miliar botol PET 500ml sekali pakai yang telah berhasil dikumpulkan, didaur ulang dan digunakan kembali dalam produk dan kemasan baru.

Angkut Ratusan Ton Sampah saat Libur Lebaran, Pemkot Tangsel Catat Ada Kenaikan 10 Persen

"Pencapaian 2 miliar botol ini merupakan bukti komitmen kami untuk mendukung target pemerintah mengurangi sampah plastik di lautan sebesar 75 persen pada tahun 2025. Namun, jalan kita masih panjang untuk menghentikan polusi plastik di laut," kata Frederick Ramadhani Saman, Country Manager Plastic Bank Indonesia, dalam keterangannya, Minggu 19 Maret 2023. 

"Untuk itu, kami mengajak semua orang untuk ikut gerakan social recycling untuk menciptakan dunia tanpa sampah, yang dapat dimulai dengan mengubah kebiasaan konsumsi kita," sambung dia. 

Frederick lebih lanjut mengatakan, Plastic Bank Indonesia sejak 2019, memberdayakan komunitas pengumpul plastik untuk mengumpulkan plastik daur ulang agar tidak mencemari lautan sambil mengurangi kemiskinan. 

Perusahaan sosial ini menghimpun komunitas pengumpul plastik yang berjarak 50 kilometer dari pesisir pantai atau sungai-sungai utama, di mana anggota komunitasnya dapat menukarkan plastik dengan uang tunai dan berbagai manfaat sosial, seperti asuransi BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, layanan digital dan fintech. 

"Transaksi plastik dicatat di aplikasi kami, sehingga dapat melacak pengumpulan plastik dari hulu ke hilir sekaligus mengamankan pendapatan anggota, dan memverifikasi laporan. Plastik yang dikumpulkan kemudian didaur ulang menjadi bahan baku Social Plastic untuk digunakan kembali dalam produk dan kemasan," ujar Frederick.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya