Kisah Mualaf Mantan Anggota Parlemen, Lagi Nulis Buku Anti Islam Malah Kejatuhan Alquran

Joram Van Klaveren.
Sumber :
  • Youtube OsmanLion.

VIVA Lifestyle – Mantan anggota parlemen Belanda, Joram Van Klaveren, terjun ke dunia politik saat usianya menginjak 22 tahun. Dia bergabung dengan partai Kebebasan (PVV), dengan tujuan untuk menghapus Islam dari Belanda.

Viral Jenazah Penghafal Alquran Keluarkan Cahaya Terang, Sinarnya Silaukan Pandangan

Mualaf asal Belanda itu menganggap Islam sebagai agama yang berbahaya, karena apa yang dia lihat di media-media dan yang menimpa orang-orang di sekitarnya. Atas dasar itulah, Joram kemudian menulis buku anti Islam. Yuk, scroll untuk tahu cerita lengkapnya.

"Sebelum aku menjadi seorang Muslim aku adalah seorang Kristen Protestan dari Gereja Reformed. Kami membaca Bibel, kami mendapat nama Alkitabiah, kami dibaptis, kami pergi ke gereja dan lain-lain," kata Joram mengawali ceritanya dalam video yang diunggah di Youtube OsmanLion, dikutip VIVA, Selasa 18 April 2023.

Barbie Kumalasari Beri Syarat Untuk Mau Dinikahi Bagus Saputra: Harus Satu Agama

Joram mengaku, dia percaya dengan Tuhan, begitu pun dengan keberadaan surga dan neraka hingga wahyu malaikat. Menurutnya, yang membedakan Kristen dengan Muslim adalah dia percaya bahwa Yesus Kristus adalah anak Tuhan.

Menikah Diam-Diam, Barbie Kumalasari Ungkap Alasannya

"Tetapi karena Trinitas adalah konsep yang sangat kompleks, percaya atau tidak itu sangat kompleks karena Tuhan dalam Bibel disebut kekal. Tetapi jika Anda kekal dan pada saat yang sama Anda juga mati, maka Anda tidak dapat disebut kekal," kata dia.

"Jadi itu adalah sesuatu yang mulai aku pertanyakan ketika berusia 16-17 tahun bahwa itu sangat tidak logis. Aku bertanya pada banyak Pendeta, Pengkhotbah bahkan Rabbi, dan jawaban yang kudapatkan tidak terlalu memuaskan dan membuatku agak bingung," sambungnya.

Pada akhirnya, Joram memiliki beberapa keraguan mengenai hal tersebut. Namun, dia masih menghiraukannya. Joram menganggap, dia tidak cukup pintar untuk menelaah hal tersebut dan dia masih percaya Yesus adalah anak Tuhan, tapi bagaimana penjelasannya dia abaikan.

Singkat cerita, saat itu Joram mengaku sangat membenci Islam. Buku yang ia ingin tulis berisi penjelasan mengapa Islam berbahaya. Dan ketika dia sedang menulis buku tersebut, keraguannya akan Kekristenan muncul lagi dan itu tentang kebenaran. 

"Dan pertanyaan soal Kristen yang aku miliki pada akhirnya dijawab oleh Islam. Pada awalnya, aku membuat perbandingan antara konsep Kristen dan Islam tentang Tuhan. Tapi, karena aku punya keraguan tentang Trinitas dan aku melihat Tauhid Keesaan Tuhan dalam Islam, aku pikir kedengarannya sedikit lebih logis," tuturnya. 

"Kemudian aku berpikir aku harus membaca ulang Bibel untuk melihat dan me-refresh diri. Dan aku bertanya-tanya, mengapa konsep Tauhid bukan konsep Kristen? Setelah berminggu-minggu belajar membaca ulang semua jenis buku, aku sadar Keesaan Tuhan ini adalah hal yang benar," tambahnya. 

Dari situ, rasa penasaran akan Islam mulai muncul dalam diri Joram. Dia merasa konsep Ketuhanan Islam lebih masuk akal daripada Kristen. Namun, hal itu tidak membuatnya lantas percaya dengan Islam. Joram masih meneruskan membuat buku anti Islam. Hingga akhirnya, sebuah Alquran jatuh di hadapannya. 

"Ada banyak buku yang jatuh dari rak dan salah satu buku yang tidak sengaja jatuh adalah Alquran. Dan ketika aku mengambilnya, tanganku tak sengaja membuka sebuah halaman surat ke 22 ayat 46 yang bunyinya bukan mata yang buta tetapi hati. Dan aku pikir itu benar-benar masalahku," ungkapnya. 

"Aku dapat melihat kebenaran dengan mata kepalaku sendiri, tetapi aku masih tidak dapat menerima kenyataan bahwa Muhammad adalah seorang Nabi dan hanya ada satu Tuhan. Jadi, bukan mataku yang buta tapi hatiku. Aku tidak bisa menerimanya," sambung Joram. 

Kemudian Joram berdoa, tidak peduli apakah itu Tuhan dari Bibel atau Alquran, dia minta petunjuk atau semacamnya agar dia 100 persen yakin inilah jalannya. Setelah itu, Joram pun pergi tidur, setelah bangun dia merasa sangat aman dan dia mengaku tidak pernah merasakan seaman ini. 

"Aku merasa aku seorang Muslim. Aku tidak pernah memilih agama sekali pun ketika aku menjadi seorang Muslim. Sebelumnya, aku tidak memilih agamaku. Satu-satunya saat aku membuat keputusan adalah ketika aku menjadi seorang Muslim. Aku pikir itu keputusan paling penting dan paling rasional yang kubuat," pungkasnya. 

Joram pun kini disibukkan dengan aktivitas dakwahnya di Belanda. Dia mendirikan sebuah organisasi Islam dengan tujuan untuk menunjukkan pada orang-orang tentang kesalahpahaman mengenai Islam dan bagaimana Islam yang sebenarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya