Sambut Lebaran, Intip Tradisi Unik di Berbagai Daerah Indonesia

Tradisi Muslim Bali, sambangi makam saat hari Lebaran
Sumber :
  • VIVA/Ni Putu Muliantari

VIVA Lifestyle – Idul Fitri 1444 H atau Lebaran tentu memberikan kegembiraan bagi yang merayakan. Setelah 30 hari lamanya berpuasa, umat Muslim dapat merayakan kemenangan setelah berhasil melawan hawa nafsu, lapar, dahaga.

5 Makanan yang Tidak Boleh Dikonsumsi oleh Penderita Asam Lambung, Apa Saja?

Berbagai kegiatan dilakukan umat Muslim di hari Lebaran. Salah satu kegiatan yang umum dilakukan adalah bersilaturahmi ke sanak saudara dan makan bersama. Yuk, scroll untuk info selengkapnya.

Indonesia yang terdiri dari 17 ribu pulau memiliki tradisi yang berbeda-beda untuk merayakan selesainya ibadah puasa. Mulai dari tradisi hantaran makanan hingga makan bersama. Lalu, tradisi Lebaran apa saja yang ada di berbagai daerah di Indonesia? Berikut ulasannya seperti dilansir dari berbagai sumber.

5 Makanan yang Wajib Dihindari oleh Wanita Hamil, dari Daging Mentah hingga Kafein

Tradisi Ngejot di Bali.

Photo :
  • U-Report

1. Ngejot
Tradisi ngejot merupakan tradisi Lebaran khas masyarakat Lombok. Tradisi ini dilaksanakan dengan menyajikan dan berbagi makanan dengan tetangga dan sanak saudara.

Masa RAFI 2024, Konsumsi Avtur Naik 10%

Nantinya warga berduyun-duyun mengantar nampan dengan wadah dulang atau sampak (baki besar) berisikan berbagai jenis makanan khas Lebaran. Tradisi genjot ini, memiliki tata cara, seperti Dulang diantar secara simbolis kepada tokoh masyarakat yang diawali dengan wudhu untuk mensucikan diri. Setelah itu, baru mendatangi kerabat maupun tetangga dekat.

2. Tradisi Munjung
Tradisi dari Jawa Tengah ini biasanya dilakukan sehari sebelum Lebaran tepatnya saat sore hari menjelang berbuka di akhir Ramadhan. Masyarakat saling berkunjung ke rumah kerabat atau tetangga dengan membawa beberapa makanan seperti ketupat dan opor ayam atau sejenisnya diberikan kepada yang punya rumah. Untuk mengajari arti berbagi, biasanya seorang ibu meminta anaknya sebagai penghantar punjungan.

Tujuan tradisi ini tidak lain sebagai wujud syukur dan berbagi kebahagian kepada orangtua, sanak saudara, tetangga, atau kepada orang-orang yang kurang beruntung.

3. Tellas Topak
Tellas topak merupakan tradisi Lebaran khas masyarakat Madura. Tellas topak ini biasanya dirayakan seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri. Tellas topak ini berisikan berbagai macam kegiatan seperti mengunjungi objek wisata, saling mengantar makanan khas yaitu ketupat kepada sanak saudara dan tetangga, tradisi naik perahu, dan lain-lain.

Berbagai tradisi tellas topak sendiri di setiap daerah di Madura pun berbeda. Di Bangkalan misalnya saling antar ketupat dan lepet kepada tetangganya. Usai berlebaran, masyarakat berekreasi. Di Kamal, masyarakat setempat menggelar tradisi naik perahu mengitari perairan Kamal. Tradisi ini disebut dengan lomban. Biasanya, pemilik menghiasi perahunya dengan umbul-umbul warna warni. Di antara tiang perahu digantungi berbagai makanan khas tellasan topak.

4. Aghi Yayo Onam
Hari Raya Enam atau Aghi Yayo Onam, merupakan hari raya, setelah melakukan puasa enam hari di bulan syawal di Riau. Hari Raya Enam diisi dengan berbagai kegiatan tradisi mulai dari silaturahmi, ziarah kubur hingga menikmati beragam jenis hidangan spesial hari raya. Beberapa desa yang ada di Kabupaten Kampar juga memiliki tradisi yang beragam.

Salah satunya adalah tradisi menjalang-jalang, yakni berkumpulnya tokoh adat di balai adat desa untuk makan bersama, dan melakukan doa selamat bersama. Ada juga yang merayakan khusus untuk menawarkan kuliner hingga pagelaran budaya.

Berbagai kegiatan tersebut pun dilakukan selama satu harian penuh. Mulai dari bersilaturahmi antar sesama, baik itu sesama warga setempat maupun dengan warga perantau yang sudah lama meninggalkan kampung halamannya.
 
Pada perayaan Hari Raya Enam, perantau asal Kampar wajib pulang kampung, dan harus membawa semua anggota keluarganya untuk diperkenalkan kepada sanak saudaranya yang di kampung halaman.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya