Kisah Haru di Balik Suksesnya Konten Viral Emak-emak Ala Agung Karmalogy

Agung Karmalogy, Foto: Isra Berlian
Sumber :
  • VIVA.co.id/Isra Berlian

JAKARTA – Nama Agung Karmalogy sudah tidak asing di telinga pengguna media sosial terutama TikTok. Agung Karmalogy begitu populer sejak beberapa tahun belakangan ini melalui kontennya yang melekat dengan kehidupan ibu-ibu. 

Ngetop Sebagai Cici Konten, Victoria Wong Bimbing 30.000 Orang Lebih Jadi Konten Kreator

Konten-kontennya itu membuatnya semakin populer, kini setidaknya sudah 2,4 juta followers di akun TikTok miliknya. Sebelum dikenal publik sebagai konten kreator, ternyata Agung Karmalogy pernah bekerja di sebuah digital agency di tahun 2019. Dia juga pernah bekerja di salah satu stasiun televisi swasta.

Namun di tahun 2019, dia sempat membuat konten di media sosial lantaran tanggung jawabnya sebagai creative digital campaign untuk salah satu brand. Namun ternyata kontennya tersebut menuai banyak sorotan pengguna media sosial. Alhasil dia memilih untuk menjadi content creator di tahun 2020 lalu.

Heboh Bule New Zealand Batal Masuk ke Wisata Alam Bantimurung Sulsel Gara-gara Tiket Mahal

"Awalnya buat brand client, akhirnya kita bikin konten di sosial media. Lama-lama banyak yang suka. Alhamdulillah akhirnya secara pendapatan lebih banyak dari sampingan. Akhirnya aku putuskan untuk meninggalkan kehidupan perkantoran dan full time content creator," kata dia kepada awak media saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Selasa 21 Mei 2024.

Viral Suku Togutil Tiba-tiba Muncul Datangi Pekerja Tambang di Hutan Halmahera

Di sisi lain, terkait dengan kontennya yang lebih banyak melekat dengan kehidupan ibu-ibu ternyata ada kisah haru di belakangnya. Diungkap Agung Karmalogy dia sempat ditinggal sahabatnya di tengah pandemi COVID-19 lalu. Sahabatnya itu memilih mengakhiri hidupnya lantaran merasa kesepian selama pandemi COVID-19.

"Jadi pada saat itu pernah ditinggalkan oleh salah satu sahabat aku dan dia meninggalkan dunia. Dia pergi karena merasa kesepian, apalagi pas ini era COVID-19. Dia meninggal bukan karena COVID, tapi karena kesepian di saat covid," ujarnya.

Kehilangan sahabatnya sendiri memberikan luka tersendiri buat Agung Karmalogy. Dia mengaku sempat merasa gagal sebagai seorang sahabat lantaran tak mengetahui kondisi sahabatnya itu.

"Aku sebagai sahabatnya merasa gagal karena 'loh gue sahabat lo, kok lo ga cerita'. Ternyata enggak semua orang itu merasa punya teman yang benar untuk cerita," cerita dia.

Saat itulah dia memutuskan untuk menjadi sahabat online. Awalnya dia membuat konten yang berisikan tentang curhat yang menarik banyak perhatian publik. Saat itu diungkap Agung Karmalogy banyak ibu-ibu pekerja dan ibu rumah tangga yang merasa kesepian.

"Akhirnya aku memutuskan untuk menjadi sahabat online awalnya. ternyata ketika mulai konten curhat, sahabat online ternyata sebagian besar orang yang merasa kesepian itu adalah ibu rumah tangga baik yang kerja dan tidak," kata dia.

Setelah ditelusuri lebih lanjut, ternyata ibu rumah tangga yang tidak bekerja memiliki rasa kesepian lebih besar. Ibu-ibu tersebut kata Agung Karmalogy merasa kesepian terutama ketika anak mereka pergi ke sekolah dan suami mereka bekerja. Alhasil hanya ponsel saja yang menjadi teman.

"Apalagi ibu rumah tangga yang tinggal di rumah, mereka merasa anaknya sekolah, suaminya kerja terus mereka enggak punya teman kecuali sosial media. Setelah beres-beres, masak, mereka buka sosial media. Mereka merasa butuh tempat curhat, orang yang mewakili perasaan mereka," kata dia.

Dari situlah, akhirnya Agung Karmalogy memilih fokus untuk menjadi content creator yang isi kontennya lebih banyak bersingungan dengan kehidupan ibu-ibu di luar sana.

"Akhirnya dari situ aku peka aku tahu konten market aku lebih ke bunda-bunda. Akhirnya aku maintenance konten aku lebih ke perempuan. Sehingga sampai saat ini analitic sosial media 87 persen female usia 24-48 tahun," ujarnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya