Punya Kekayaan Alam Melimpah, Mengapa Indonesia Belum Bisa Mengembangkan Eco Tourism?

Mangrove/hutan mangrove/bakau/hutan bakau.
Sumber :
  • Freepik/lifeforstock

Jakarta, VIVA – Indonesia dengan kekayaan alam yang melimpah, memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin dalam sektor pariwisata berkelanjutan.

Bea Cukai: Operasi Thunder dan Demeter 2024 untuk Lindungi Lingkungan dan Keanekaragaman Hayati Indonesia

Indonesia sendiri merupakan rumah bagi berbagai ekosistem unik, seperti hutan hujan tropis, terumbu karang, dan gunung berapi. Kekayaan alam ini menarik minat wisatawan dari seluruh dunia. Scroll untuk informasi selengkapnya, yuk!

Dengan mengembangkan sektor eco tourism atau ekoturisme, Indonesia dapat memanfaatkan potensi ini secara optimal, menghasilkan pendapatan, menciptakan lapangan kerja, dan sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.

Dukung Pariwisata Indonesia, Waketum Koordinator Kadin Sebut Stakeholders Harus Bekerja Sama

Ekoturisme yang mengedepankan pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat lokal, dapat menjadi pilar utama dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Namun, untuk mencapai tujuan ini, diperlukan peningkatan yang signifikan dalam praktik Corporate Social Responsibility (CSR) oleh pelaku industri pariwisata.

SIG Komitmen Jalankan Operasional Bisnis Berkelanjutan

Talitha, seorang mahasiswa yang memiliki passion untuk lingkungan dan teknologi, telah terlibat dalam proyek konservasi mangrove di Cilacap. Melalui pengalamannya, Talitha menyadari pentingnya CSR dalam mendukung ekoturisme berkelanjutan.

Talitha terlibat dalam penanaman mangrove dan pemberdayaan masyarakat lokal ketika ia mengikuti kegiatan magang di start up lokal. Dia belajar tentang dampak positif dari upaya konservasi terhadap ekosistem dan kehidupan masyarakat. 

Selain itu, Talitha juga menggunakan keahliannya dalam teknologi untuk mengembangkan aplikasi yang dapat mendukung kegiatan konservasi dan pariwisata di Cilacap. Setelah berkomunikasi dengan masyarakat lokal, ia memahami aspirasi yang dimiliki oleh warga sekitar. 

“Mereka memiliki banyak sekali harapan untuk mengembangkan desa mereka. Saya harap kita semua bisa bersama membantu dan mengembangkan potensi Sumber Daya Alam yang kita miliki,” ujar Talitha dalam keterangannya, dikutip Minggu 1 September 2024. 

Meskipun potensi ekoturisme di Indonesia sangat besar, terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi. Salah satu tantangan utama adalah kurangnya kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya CSR dalam industri pariwisata. 

Untuk mengatasi hal tersebut, perlu dilakukan sosialisasi dan edukasi kepada pelaku industri pariwisata, pemerintah, dan masyarakat umum. Selain itu, dibutuhkan kebijakan yang mendukung pengembangan ekoturisme berkelanjutan. 

Pemerintah dapat memberikan insentif fiskal kepada perusahaan yang menerapkan praktik CSR yang baik, serta memperkuat peraturan lingkungan yang terkait dengan pariwisata.

Dalam konteks ekoturisme, CSR sendiri memainkan peran penting dalam pelestarian lingkungan, pemberdayaan masyarakat lokal, hingga peningkatan kualitas pariwisata.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya