Pos Kamling di Malang Disulap Jadi Perpustakaan

Pos kamling yang disulap jadi perpustakaan
Sumber :
  • VIVA.co.id/Lucky Aditya

VIVA.co.id – Kampung Literasi berada di Jalan LA Sucipto, Blimbing, Kota Malang. Warga sekitar Kampung Literasi mengubah sebuah pos keamanan keliling (kampling) menjadi perpustakaan mini untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Al-Quran Berusia 14 Abad Bakal DiJual Awal Bulan Ramadhan Nanti

Sutikno (40), buruh angkut galon air merupakan penggagas Kampung Literasi. Melihat kondisi sekitar banyak anak yang putus sekolah, dan anak-anak yang gemar bermain di jalanan hingga hobi bermain game online, membuat hatinya tergerak untuk menyulap pos kampling menjadi perpustakaan.

"Saya ingin mengubah pos kampling menjadi pos literasi. Saya kasihan sama anak-anak yang main di jalanan dan tidak sekolah, akhirnya kita sepakat bersama warga untuk membuat pos kampling menjadi pos literasi," kata Sutikno, Minggu, 21 Mei 2017.

Perpustakaan Bumi Desa Sidareja, Persembahan untuk Generasi Muda

Awalnya, di pos literasi hanya ada puluhan buku sumbangan dari warga sekitar. Namun perlahan, jumlah koleksi buku di pos literasi semakin bertambah.

"Buku saya dapat dari sumbangan masyarakat, mulai dari komunitas motor sampai perpustakaan kota," ucap Sutikno.

Belajar Hidup dengan Literasi Rumah Baca Aksara

Pria yang hanya mengenyam bangku Sekolah Dasar (SD) itu mempunyai cita-cita agar anak-anak usia dini harus pandai dan gemar membaca. Saat ini, dia sedang menunggu bantuan dari relawan atau mahasiswa yang sukarela melakukan kegiatan belajar mengajar di pos literasi.

"Ke depan tidak hanya perpustakaan untuk membaca buku, tapi akan ada kegiatan belajar mengajar. Saya menunggu mahasiswa atau relawan yang mau untuk memberikan ilmunya kepada anak-anak di sini," ujar Sutikno.

Sutikno menyebut ada sekitar 15 anak yang setiap harinya memanfaatkan pos literasi untuk menghabiskan waktu membaca buku. Agar tidak jenuh, sejumlah permainan tradisional juga disediakan oleh warga.

Permainan itu, di antaranya gobak sodor, petak umpet, permainan klereng, dan dakon atau congklak. Selain itu, di setiap akhir pekan akan ada kegiatan membuat kerajinan yang melibatkan anak-anak, seperti membuat mobil dari botol bekas.

"Allhamdulilah meski belum dimanfaatkan semua anak, biasanya mereka yang bermain di jalan atau sering bermain game online atau play station, sekarang lebih sering bercekrama di pos literasi," tutur Sutikno.

Khoirul Anam (7), warga Jalan La Sucipto mengaku sangat senang mendapat pelajaran dari pos literasi. Apalagi bocah yang seharusnya berada di bangku SD kelas 1 itu memang belum sekolah karena keterbatasan biaya.

"Saya ke sini membuat mobil-mobilan, mau buat mainan sama kenang-kenangan. Saya belum sekolah, bisa belajar membaca di sini buat mainan mobil sama perahu," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya