Fotografer Italia Kepincut Perempuan Bali

ki-ka Charles Hutapea - Bruna Rotunno - Gigliola Foschi
Sumber :
  • KBRI Roma

VIVA.co.id – Keindahan dan pesona Pulau Dewata, Bali, memang terkenal hingga ke seluruh penjuru dunia. Bahkan, bukan hanya keindahan alamnya, kehidupan perempuan Bali juga membuat fotografer asal Italia, Bruna Rotunno jatuh cinta.

Ayah Taylor Swift Dituduh Lakukan Kekerasan pada Paparazzi

Saking jatuh cintanya, Rotunno menjadikan potret kehidupan perempuan Bali sebagai tema utama dari pameran foto hasil karyanya. Pameran yang berjudul “Women in Bali” ini dibuka secara resmi pada 21 Juli dan akan berlangsung hingga 10 September 2017 di Museo d’Arte Orientale, di kota Turin, Italia.

Pada kesempatan ini dipajang 55 buah foto, sejumlah karya seni dan sebuah film pendek berjudul “The Island of Healing” dengan kurator Gigliola Foschi. Sekitar 150 pengunjung yang hadir pada malam pembukaan berdecak kagum melihat karya-karya yang dipamerkan.

Potret Budaya dan Adat Batak Tempo Doeloe

Rotunno merekam dengan baik interaksinya dengan perempuan Bali, mulai dari anak-anak, orang dewasa hingga manula. Ia memotret aktivitas mereka yang tidak terbatas pada kehidupan sehari-hari di rumah tangga, di sawah dan ladang serta ritual harian, namun juga dalam upacara keagamaan hingga berkesenian melalui tarian dan kerajinan tangan.

Selain itu, aspek lain yang diabadikan oleh Rotunno adalah hubungan perempuan Bali dengan alam, khususnya air yang menjadi simbol elemen pemurnian dan pemulihan.

Viral Kisah Pengantin Sewa Fotografer Rp500 Ribu Hasilnya Bikin Nyesek

Dalam rilis yang diterima VIVA.co.id dari KBRI Roma, Rotunno mengatakan bahwa Bali merupakan pulau yang sangat hidup, dan selalu menjadi inspirasi baginya, sebuah perpaduan antara kecantikan dan harmoni. Melalui potret perempuan Bali, ia mencoba menangkap esensi dan menggambarkan kekuatan energi perempuan yang dilambangkan dengan air, air suci sebagai sebuah memori masa lalu dan instrumen untuk pemulihan.

Menurut Giglio Foschi selaku kurator, narasi fotografi Rotunno yang ditandai dengan cahaya magis dan dialog visual empatik, bergerak laksana kaleidoskop wajah dan ceritera dari perempuan yang hidup dalam simbiosis dengan kekuatan kreatif dari alam dan kesucian. Rotunno mengangkat kecantikan dan harmoni sebagai dasar dari berbagai ritual dan upacara keagamaan di Bali. Karya Rotunno memiliki karakteristik eco-feminism dan keberlanjutan (sustainability).

Salah seorang pengunjung yang merupakan seniman muda, Diana Rivadossi menyatakan kekagumannya pada hasil karya yang dipamerkan ini, yang semakin mendorongnya untuk pergi ke Indonesia guna menikmati sekaligus mempelajari berbagai kekayaan budaya Indonesia.
 
Duta Besar RI untuk Italia, Esti Andayani yang diwakili oleh Counsellor Pensosbud KBRI Roma, Charles Hutapea, menyampaikan apresiasi kepada Bruna Rotunno atas karyanya yang berhasil mengabadikan potret kehidupan perempuan Bali dalam ragam ekspresi. Diharapkan pameran ini dapat memperluas pemahaman masyarakat Italia terhadap kehidupan masyarakat Indonesia dan semakin menarik mereka untuk datang berwisata ke Indonesia.

Untuk menyelesaikan karya ini, Rotunno membutuhkan waktu delapan tahun. Ia berkali-kali datang berkunjung ke Bali untuk mendapatkan berbagai ekspresi dan potret yang bernilai setelah kunjungan pertamanya 20 tahun lalu.

Ia juga berencana melakukan pameran serupa di kota-kota lain di Italia maupun Paris, Prancis. Sementara itu, kurator Giglio Foschi juga memiliki spesialisasi untuk karya seni dari Asia dan sudah berulang kali berkunjung ke berbagai wilayah di Indonesia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya