Kacamata Pertama di Dunia, Kini Berusia 3000 Tahun

Anak berkacamata.
Sumber :
  • Pixabay/Publikdomainpictures

VIVA.co.id – Ketika kegiatan membaca tak lagi nyaman, atau jarak pandang mata Anda semakin pendek dan buram. Hal itu adalah salah satu indikasi bahwa kemampuan mata Anda menurun.

Legend, Ini Dia Museum Kacamata Paling Ikonik di Dunia

Mata minus biasanya terjadi akibat bertambahnya usia atau bisa juga akibat gaya hidup yang buruk seperti terlalu lama terpapar sinar biru dari layar gadget. Pada kondisi ini menggunakan kacamata sebagai salah satu pilihan untuk membantu penglihatan Anda. 

Sebelum kacamata ditemukan, berkurangnya kemampuan melihat hanya terjadi pada orang-orang lanjut usia, padahal berkurangnya daya ingat sudah terjadi sejak remaja karena minimnya pencahayaan di malam hari. Karenanya pada bangsa-bangsa terdahulu seperti orang-orang suku Maya, Mesir, China, Yunani, dan bangsa pada peradaban besar menganggap bahwa seseorang kehilangan kemampuan melihat itu artinya ia mendekati masa kehilangan kejayaan.
 
Seorang orator Roma, Cicero mengeluh tentang betapa menyusahkan baginya ketika harus membacakan teks-teks perintah di depan budak-budaknya. Selain itu sebelum ditemukan kacamata, kaisar Nero menyaksikan gladiator kesayangannya bertempur melalui batu zamrud. 

Viral Kacamata Unik untuk Bantu Baca E-Book, Bentuknya Mirip Headset Virtual Reality

Filsuf asal Yunani Ptolemy adalah orang yang pertama kali mengenal hukum pembiasan cahaya yang menjadi cikal bakal pembiasan optik. Namun baru pada 1.000 tahun kemudian matematikawan Arab dan astronom Alhazen mengidentifikasi bahwa hukum pembiasan berpotensi untuk membantu penglihatan.

Sejarah kacamata pertama kali tercatat dan ditemukan sekitar 3000 tahun yang lalu oleh bangsa Niniwe, di mana pada waktu itu fungsinya adalah sebagai kaca pembesar. Bahan yang digunakan juga bukanlah lensa kaca melainkan batu Kristal. Perkembangan kacamata kemudian baru melesat pada abad XII di China dan Eropa. Ketika itu, Bangsa Yunani kuno menggunakan bola kaca berisi air sebagai kaca pembesar.

Benarkah Pakai Kacamata Justru Bikin Minus Mata Bertambah?

Kemudian pada tahun 1268 Roger Bacon, seorang  ilmuwan berkebangsaan Inggris, menemukan kacamata baca. Dan pada tahun 1300-an kacamata mulai diproduksi dengan pusat pembuatan di Venesia. Pabrik kaca Murano di Venesia pada abad ke-13 ini menjadi satu-satunya pabrik yang memiliki kemampuan untuk memproduksi kaca lunak. Tapi kacamata saat itu belum seperti sekarang. Kualitas lensanya sederhana, dan pemakaiannya juga merepotkan.

Dilansir dari laman Zeiss.com, berbagai macam percobaan dilakukan untuk menemukan cara terbaik dan teraman mengenakan kacamata. Ada yang memasang lempengan logam panjang yang dipasang mulai dari batang hidung hingga kebagian tengah kepala lalu turun ke bagian leher.

Ada yang memasang rantai kecil pada kedua sisi kacamata dan diikatkan di bagian belakang kepala, seperti kacamata renang, ada lagi yang mengaitkan kacamata pada topi. Ada yang ditempelkan di batang hidung sehingga si pemakainya harus terus memeganginya. Hingga pada akhirnya pada tahun 1727, tercetuslah ide untuk memasang tangkai sehingga kacamata dapat dikaitkan di telinga.

Perkembangan selanjutnya, pada tahun 1784 Benjamin Franklin berhasil menemukan kacamata bifokus, yang memiliki lensa cembung dan lensa cekung dalam satu bingkai. Hingga tahun 1884 masih juga dihasilkan lensa bifokus yang dibuat dari potongan-potongan, meski sudah berperekat. Barulah pada tahun 1908 dan 1910 dikenal lensa cembung cekung yang benar-benar menyatu dalam satu lensa.

Kacamata sebagai simbol status sosial

Tidak sampai sekitar 200 tahun kemudian kacamata pertama yang menyerupai kacamata modern dibuat dan diberi bingkai yang terbuat dari besi atau perunggu. Hanya orang kaya yang bisa membeli kacamata dengan model ini.

Di Spanyol, model kacamata besar dianggap sebagai simbol status. Pengait hidung pada kacamata mulai dibuat dengan lapisan emas sehingga harganya menjadi lebih mahal. Sekitar akhir abad ke-18, kacamata dengan satu lensa yang disebut monocles menjadi sangat trendi dan dipakai oleh wanita dan pria terhormat di Jerman dan Inggris. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya