Studi: Orang Kaya Cenderung Lebih Egois

Ilustrasi orang atau pengusaha kaya.
Sumber :

VIVA – Riset mengungkapkan, orang kaya mengalami emosi lebih positif, saat fokus pada diri mereka sendiri. Dengan kata lain, menjadi kaya membuat Anda memikirkan diri sendiri, atau yang dikenal dengan istilah egois.

Terpopuler: Orang Kaya ke Mall Bawa 20 Mobil Mewah, Gebrakan Baterai Baru BYD

Pepatah lama mengatakan, uang tidak bisa membeli kebahagiaan. Tetapi, uang mampu memberi jalan pada kebahagiaan.

Penelitian yang dipublikasikan American Psychological Association menyatakan, orang dengan pendapatan rendah menemukan kebahagiaan melalui perasaan cinta dan kasih sayang. Sedangkan orang kaya menemukan kebahagiaan mereka pada aspek nilai, seperti harga diri. Demikian seperti dilansir dari laman Independent, Selasa 19 Desember 2017.

Ini Baru Orang Kaya! Belanja ke Mall Bawa 20 Mobil Mewah dan Ambulans

Riset yang dilakukan University of California ini melihat pada bagaimana penghasilan berpengaruh pada kebahagiaan. Riset ini mensurvei 1.519 orang di Amerika Serikat, di antaranya 752 laki-laki dan 767 perempuan.

Metode penelitian tersebut menghubungkan level keuangan dari masing-masing partisipan dengan seberapa sering mereka mengalami tujuh emosi positif yang meliputi kagum, sayang, puas, antusias, cinta, dan bangga.

Orang Kaya Madura Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran: Kami Titipkan Nasib Petani Tembakau

Menariknya, para peneliti menemukan bahwa mereka yang berada pada ujung tertinggi spektrum sosial ekonomi, cenderung mengalami emosi yang fokus pada diri mereka, khususnya rasa bangga dan puas.

Sebaliknya, individu yang memiliki penghasilan lebih rendah justru mengalami emosi positif yang terfokus pada orang lain, seperti kasih sayang dan cinta. Orang miskin juga dilaporkan lebih mudah kagum dengan keindahan di dunia sekitarnya.

"Orang yang berpenghasilan rendah sudah merancang cara untuk mengatasi, menemukan arti kebahagiaan dan kesenangan dalam hidup mereka, meski berada dalam situasi yang relatif tidak menyenangkan," ujar peneliti utama Paul Piff dari University of California.

Paul menambahkan, kekayaan tidak menjamin kebahagiaan, tetapi itu bisa memengaruhi bagaimana Anda memandang faktor kebahagiaan itu. Misalnya, apakah Anda lebih mengutamakan diri sendiri dibanding persahabatan, atau hubungan dengan sesama.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya