Ibu Ajak Anak Bunuh Diri, Apa Penyebabnya?

Ilustrasi bunuh diri.
Sumber :
  • Pexels

VIVA – Beberapa waktu lalu masyarakat dibuat miris dengan kasus seorang ibu yang mengajak ketiga buah hatinya bunuh diri dengan meminum racun serangga di Jombang, Jawa Timur. Beruntung, sang ibu masih bisa diselamatkan, namun ketiga buah hatinya yang masih sangat kecil harus kehilangan nyawa.

Polisi Sebut Tak Ada Indikasi Meli Joker Dibunuh Kekasih, Dipastikan Bunuh Diri

Kasus ini memang bukan yang pertama, tapi semakin banyaknya ibu yang mencoba bunuh diri lalu mengajak serta buah hati mereka menggugah keprihatinan para ibu yang lain. Dan perlu diketahui bahwa perilaku ini merupakan bagian dari gangguan kejiwaan yang disebut dengan filicide.

Dari keterangan tertulis yang dikirim komunitas peduli kesehatan jiwa Into The Light kepada VIVA, perilaku filicide dapat juga terjadi tanpa diakhiri dengan bunuh diri. Penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa baik laki-laki/ayah maupun perempuan/ibu dapat melakukan filicide.

Selebgram Meli Joker Sayat Tubuh dengan Cutter Sebelum Gantung Diri?

"Berdasarkan riset yang dilaksanakan di Amerika Serikat dan Kanada, kasus pembunuhan anak oleh orang tua yang berakhir bunuh diri dikenal sebagai filicide-suicide," tulis Into The Light dalam rilis yang diterima VIVA, Kamis, 25 Januari 2018.

Terdapat sekitar 16-29 persen ibu dan 40-60 persen ayah yang melakukan filicide-suicide. Dalam kasus ayah, sekitar 65 persen juga membunuh seluruh keluarga, termasuk pasangannya (familicide). Sementara dalam kasus ibu tidak ditemukan yang melakukan familicide.

Sebelum Bunuh Diri Live Instagram, Meli Joker Berantem dengan Pacarnya Hingga Benturin Kepala

Berdasarkan riset di Inggris dan Wales pada rentang tahun 1997-2006 terdapat setidaknya 297 orang yang melakukan filicide dan 45 di antaranya melakukan filicide-suicide, 66 persennya dilakukan oleh ayah.

Dari orang tua yang melakukan filicide, terdapat riwayat gangguan jiwa lebih tinggi pada ibu yaitu sebesar 66 persen, dibandingkan 27 persen pada ayah. Namun, hanya sekitar 20 persen dari keseluruhan kasus pernah mengunjungi pelayanan kesehatan jiwa dan hanya 12 persen melakukannya pada tahun yang sama dengan kejadian filicide.

Menurut pemaparan Into The Light, dalam kasus ibu yang membunuh anaknya sebelum membunuh diri (maternal filicide-suicide), ditemukan banyak faktor risiko terkait gangguan jiwa seperti gangguan psikotik, depresi, kecenderungan bunuh diri dan riwayat pelayanan kesehatan jiwa sebelumnya.

"Mengenai motif pembunuhan anak oleh ibu yang berakhir bunuh diri, ibu dengan gangguan jiwa, khususnya psikotik, cenderung berpikir bahwa anaknya hanya akan memiliki masa depan atau takdir yang gelap," lanjutnya

Ibu yang memiliki pemikiran bunuh diri sangat kuat, berpikir bahwa lebih baik anaknya mati daripada harus menghadapi dunia yang kejam sendirian tanpa ibunya. Kedua motif ini dianggap sebagai motif pembunuhan anak yang altruistik. Motif altruistik ini seringkali ditemukan pada kasus maternal filicide-suicide.

Sebuah studi di Amerika menunjukkan bahwa rata-rata umur korban anak dari maternal filicide-suicide adalah enam tahun.

Sayangnya, belum ada riset komprehensif terkait perilaku filicide, filicide-suicide ataupun maternal filicide-suicide yang ditemukan dari Indonesia, sehingga sulit untuk menentukan jumlah kasus atau prevalensi, faktor risiko, faktor pelindung, hingga dinamika psikologis terkait kasus-kasus yang beredar di Indonesia.

Jika Anda butuh bantuan konsultasi untuk mengatasi masalah depresi atau Anda melihat orang yang ingin melakukan aksi bunuh diri bisa menghubungi nomor darurat Kementerian Kesehatan di 119.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya