Mulai Sekarang Jangan Minum Teh Panas, Bisa Kanker

Minum teh panas.
Sumber :
  • Pexels/Nikolay Osmachko

VIVA – Sebuah penelitian dari China mengungkapkan bahwa mengonsumsi teh panas meningkatkan risiko kanker, sama besarnya seperti mereka yang secara rutin mengonsumsi minuman beralkohol.

Bamsoet Ingatkan AHY soal Mafia Tanah Kerap Berkolaborasi dengan Mafia Peradilan

Penelitian tersebut menyebutkan bahwa orang yang minum setidaknya satu minuman beralkohol dan secangkir teh panas setiap hari, berisiko lima kali lipat terkena kanker esofagus dibandingkan mereka yang minum teh dalam suhu tertentu kurang dari satu minggu sekali.

Risiko tersebut akan meningkat pada perokok yang mengonsumsi teh dengan suhu tinggi, berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 456.155 orang China dewasa dengan rentang usia 30 hingga 79 tahun.

Serangan Balik Shin Tae-yong ke Pemain Vietnam: Dia Tidak Bisa Baca

Baik merokok dan minum alkohol selama ini sudah dikenal luas berkaitan dengan kanker esofagus, tapi penelitian terbaru dari Annals of Internal Medicine membuktikan bahwa teh yang sangat panas lebih bisa meningkatkan risiko tersebut.

Minum teh.

Honda Brio dan Kijang Innova Kalah Laku dari Mobil Ini

Lv Jun, dari Pusat Ilmu Kesehatan Universitas Peking di China mengatakan,"Teh panas akan membahayakan sel di esofagus. Jika seseorang juga minum alkohol dan merokok, bahayanya akan lebih meningkat," ujarnya seperti dilansir Telegraph.

Pada awal dilakukannya penelitian itu tidak ada seorang pun yang terkena kanker. Peneliti mengikuti separuh dari partisipan selama setidaknya sembilan tahun. Dan selama penelitian itu, 1.731 orang mulai terkena tumor esofagus.

Di China sendiri jumlah penderita kanker cukup tinggi, umumnya ditemukan pada peminum teh dan banyak pria yang merokok dan minum. Hal ini karena orang China terbiasa minum teh dari botol yang mereka bawa ke tempat kerja dan secara rutin mengisinya lagi dengan air panas.

Sangat sedikit orang China yang minum teh tradisional Inggris yang dianggap sedikit lebih tidak panas dibandingkan teh China. Sedangkan di Rusia, Turki dan Amerika, mereka menikmati teh sangat panas dengan suhu biasanya sekitar 65 derajat celcius.

Sebelumnya memang ditemukan bahwa teh bisa membantu melawan tumor di saluran pencernaan, tapi penelitian juga menyebutkan bahwa cairan dan makanan panas bisa menyebabkan cedera panas yang bisa meningkatkan faktor risiko yang berkaitan dengan kanker. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya