Bersihkan Tangan dengan Tisu Basah, Bisakah Bunuh Bakteri?

Ilustrasi bakteri.
Sumber :
  • Pixabay/qimono

VIVA – Bakteri bisa berkembang cepat tak terkendali jika tidak menjaga kebersihan tubuh. Tak hanya tangan, tapi dari ujung rambut hingga kaki, bakteri juga ada dalam tubuh manusia.

6 Fakta Penting Bakteri Strep A, Infeksi Langka Sebabkan Anak-anak Meninggal Dunia

Banyak cara untuk menjaga higienitas, salah satu yang umum dilakukan adalah dengan menggunakan hand sanitizer dan tisu basah. Tapi sebenarnya seberapa efektifkah penggunaan dua benda tersebut untuk tetap menjaga higienitas?

Ketua Perhimpunan Ahli Mikrobiologi Klinik Indonesia (PAMKI) yang juga Dokter Ahli Mikrobiologi Klinik Indonesia Dr. Wani Devita Gunardi, SpMK, menyebut bahwa fungsi pembersih sanitizer dan tisu basah tidak cukup tahan lama untuk menahan bakteri.

Trik Jitu Bersihkan Furniture Rumah di Masa Pandemi

"Kalau tangan kita tampak terlihat kotor secara kasat, mata tentu dengan itu (tisu basah dan hand sanitizer) enggak bisa. Tapi kalau kita hanya bepergian sebentar, habis salaman, tentu dengan itu bisa. Karena tisu basah dan sebagainya itu ada alkohol. Alkohol sebagai antiseptik, jadi masih diperkenankan," kata Wani kepada VIVA ditemui dalam Indonesia Hygiene Forum (IHF) di Jakarta.

Ilustrasi bakteri / Pneumonia

Ngeri, Kuman di Ponsel Ternyata 10 Kali Lebih Banyak dari Toilet

Yang dimaksud Wani dengan kotor secara kasat mata adalah kotoran di tangan bisa terlihat jelas, sehingga jika ini yang terjadi disarankan agar sebaiknya mencuci tangan dengan air dan menggunakan sabun agar bersih dari bakteri. 

Begitupun dengan dudukan di toilet umum. Kalau tidak menemukan adanya sanitizer untuk membersihkan, bisa diganti dengan menggunakan tisu basah yang mengandung alkohol, atau sanitizer semprot yang dijual di swalayan, dibandingkan hanya membersihkan dengan tisu kering. 

"Kalau tisu biasa ya enggak berpengaruh pada bakterinya. Bakteri sudah banyak, seberapa banyak orang yang pakai. Kita enggak tahu juga ada orang sakit atau enggak. Idealnya kita punya (sendiri), ke mana-mana tinggal semprot," jelasnya. 

Wani juga menyarankan sebisa mungkin kulit tidak bersentuhan langsung dengan toilet, bisa melapisi dengan tisu atau tidak terlalu menempel dengan dudukan toilet. 

"Sebisa mungkin jangan menempel, kalau bisa. Kalau yang benar-benar jongkok, kemungkinan terciprat ada. Enggak usah sampai nempel banget, pakai gaya ilmu ringan," ujarnya sambil tertawa. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya