WHO Sebut Kecanduan Game Sebagai Penyakit Mental

Seorang anak asyik bermain game di gadget. (ilustrasi)
Sumber :
  • REUTERS/Stringer

VIVA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, kecanduan bermain game atau "gaming disorder" menjadi salah satu penyakit mental dan dimasukkan dalam Klasifikasi Penyakit Internasional edisi 11.

Erick Thohir: Pegawai BUMN Boleh Libur Hari Jumat Kalau Sudah Lebih 40 Jam Bekerja

Gaming disorder terjadi pada orang-orang yang lebih memprioritaskan game dibanding minat hidup serta aktivitas harian lainnya. Mereka juga sulit mengontrol waktu saat bermain game. 

Para pecandu game akan mengalami gangguan pada fungsi pribadi, keluarga, sosial, pendidikan, atau pekerjaan yang memiliki dampak nyata. Pola tidur juga menjadi terganggu karena terlalu asyik bermain game. 

Menguak Tirai Depresi: Gejala, Solusi, dan Dukungan untuk Kesembuhan

Menurut WHO, kecanduan game memiliki efek yang sama dengan kecanduan judi. Gangguan perjudian memang tidak terkait dengan penggunaan zat psikoaktif, namun menimbulkan efek candu yang sama. 

"Gangguan karena perilaku adiktif dapat dikenali dengan sindrom yang terjadi secara signifikan. Secara klinis gangguan dengan fungsi pribadi berkembang sebagai akibat dari perilaku tersebut. Gangguan perilaku adiktif bisa terjadi secara online maupun offline, seperti kecanduan judi," tulis WHO, dikutip dari TechCrunch, Selasa 19 Juni 2018.

Kementerian Ajak Pegawai BUMN 'Curhat' Demi Jaga Kesehatan Mental

Meski demikian, prevalensi gangguan game sebagaimana didefinisikan oleh WHO memiliki nilai yang rendah. Mereka dapat dicegah dan diobati untuk meringankan gejalanya. 

"Jutaan dari gamer di seluruh dunia, bahkan kepada level yang sangat intens bermain game tidak akan memenuhi syarat sebagai orang yang mengalami gaming disorder," ujar anggota Departemen Kesehatan Jiwa dan Penyalahgunaan Zat WHO, dr Vladimir Poznyak. (mus)

Ilustrasi belanja online.

Singgung Perilaku FOMO, Ini Tips Agar Keuangan Tidak Jebol Karena Pinjol

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mencatat fenomena psikologis yang dikenal sebagai rasa takut akan “ketinggalan" (FOMO) sebagai salah satu pemicu pinjol.

img_title
VIVA.co.id
17 Maret 2024