- Pixabay/Pexels
VIVA – Sebuah penelitian terbaru menunjukkan, wanita yang mengalami diabetes, dapat berisiko memiliki keturunan dengan gangguan spektrum autisme. Masalah ini pun bisa juga dialami pada wanita yang awalnya tidak menderita diabetes sebelum mereka hamil. Tetapi, wanita yang telah menderita diabetes tipe 1 sepanjang hidup mereka, sangat tinggi risikonya untuk melahirkan anak dengan kondisi gangguan autisme.
Meski begitu, penyebab autisme hingga kini masih misterius. Tetapi dalam beberapa tahun terakhir penelitian telah menunjuk ke arah hubungan antara kondisi, sistem kekebalan tubuh dan perkembangan otak janin.
Dilansir dari Dailymail, penelitian baru dari sistem kesehatan Kaiser Permanente di California menunjukkan bahwa peradangan, kadar racun glukosa dan efek sistem kekebalan dari semua jenis diabetes yang diderita ibu dapat meningkatkan risiko anak autisme sebanyak dua kali lipat.
Terlepas dari kenyataan bahwa lebih dari dua juta orang di Amerika Serikat memiliki beberapa bentuk autisme dan meningkat hingga sekarang.
Penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa ahli mengidentifikasi lebih dari 100 link genetik atau mutasi yang tampaknya meningkatkan risiko seseorang autisme. Akan tetapi 85 persen kasus tidak dijelaskan oleh faktor-faktor DNA ini.
Kemungkinan besar, faktor lingkungan berinteraksi dengan gen ini adalah penyebab dari perubahan yang memengaruhi tahap awal perkembangan otak bayi.
Selain itu, ada faktor non genetik yang meyakinkan dipelajari para ahli, yakni orang tua yang lebih tua dan bayi prematur. Setelah itu, para peneliti paling tertarik mengungkapkan bagaimana bayi kekurangan oksigen, virus dan diabetes selama kehamilan dapat memengaruhi risiko autisme bagi seorang anak perempuan.
Cerita Dokter Boyke Tangani Pasien 2 SMP yang Perawan Tapi Hamil, Kok Bisa?
Pasien dokter Boyke, yang masih sekolah kelas 2 SMP diketahui hamil di luar nikah. Tetapi, kasus kehamilan tersebut dialami pasien remaja dokter Boyke yang masih perawan.
