Bahaya Sering Kerja Lembur Bagi Wanita, Stres Hingga Infertilitas

Ilustrasi wanita bekerja di kantor.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Kerja lembur dapat membuat seseorang kekurangan tidur dan mengacaukan ritme sirkadian atau proses biologis tubuh. Dalam beberapa studi, disebutkan bahwa kebiasaan lembur ini bisa meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit di kemudian hari. Para wanita harus waspada, pasalnya lembur dapat berdampak terhadap kesehatan reproduksi dan kesuburan, lho!

Tanya Dokter: Bagaimana Solusi Mengatasi Masalah Kesuburan?

Studi dari Ohio State University menunjukkan bahwa wanita yang bekerja 60 jam atau lebih dalam seminggu, 3 kali lipat berisiko mengalami diabetes, kanker, dan masalah jantung. Wanita hampir 4 kali lebih berisiko mengalami artritis dan 3 kali lebih berisiko mengalami asma akibat kebanyakan bekerja.  

“Wanita, terutama yang mengemban banyak peran, akan merasakan efek akibat bekerja secara intensif, sehingga rentan mengalami penyakit dan disabilitas,” ujar Allard Dembe, profesor di bidang pelayanan dan kebiajakan kesehatan, sekaligus pemimpin studi. Sedangkan pada pria yang sering kerja lembur, masalah kesehatan yang dihadapi tidak seberat wanita.

Hati-hati, Kerja Lembur Bisa Bikin Stres dan Gangguan Jantung

Dilansir melalui news.osu.edu, wanita memiliki banyak tanggung jawab dalam keluarga dan kemungkinan menghadapi lebih banyak stres dan tekanan dibandingkan dengan pria ketika kerja lembur. Padahal menurut Lizette Bester, eksekutif dari Agility Corporate, sebuah perusahaan manjemen risiko pada karyawan, wanita yang memiliki kadar stres yang tinggi diasosiasikan dengan hipertensi dan insomnia, yang dapat memicu masalah psikologis. Dikutip dari iol.co.za, Bester menambahkan, stres juga dapat membuat tubuh melepaskan hormon kortisol dalam level yang tinggi.

BACA SELENGKAPNYA

Awas, Menonton TV hingga Berendam Air Panas Bisa Rusak Sperma
Ilustrasi pria/laki-laki.

Sulit Hamil, Waspada Gangguan Kesuburan pada Pria

Menurut WHO, prevalensi infertilitas pada populasi umum adalah 15 hingga 20 persen, dan faktor infertilitas pria berkontribusi 20 hingga 40 persen pada angka ini.

img_title
VIVA.co.id
18 Desember 2021