- Viva.co.id/Diza Liane
VIVA – Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan telah mempunyai kerja sama yang erat melalui payung Kerja Sama MoU Kesehatan yang ditandatangani tanggal 9 November 2017. Kali ini, kerja sama yang dilakukan mencakup transplantasi organ dan robotic surgery.
Dikutip dari rilis Kemenkes RI, Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, yang baru saja dilantik H.E. Mr. Kim Chang Beom melakukan pertemuan (courtessy) dengan Menteri Kesehatan RI, Nila F. Moeleok, di kantor Kemenkes, siang ini, Selasa 2 Juli 2018. Menkes RI mengucapkan selamat datang di Indonesia sekaligus memberikan ucapan selamat atas pelantikan dan penugasan H.E. Mr. Kim Chang Beom di Jakarta.
Pertemuan tersebut dalam rangka Indonesia menginisasi penyusunan Plan of Action (PoA) sebagai panduan rencana kerja pelaksanaan MoU Kesehatan antara Indonesia dan Korea Selatan. Adapun bentuk implementasi dalam PoA, mencakup kerja sama sister hospital antara RSCM dan Seoul National University Hospital (SNUH) dalam bidang transplantasi organ dan robotic surgery.
Tak hanya itu, dilakukan pula kerja sama dalam bidang produksi kantong darah dan fraksionasi plasma darah, berbagi pengetahuan dan pengalaman terkait registrasi alkes, serta joint venture perusahaan farmasi Korsel di Indonesia.
Dubes Korsel menyatakan siap untuk mengimplementasikan rencana ini. Selain itu, Dubes Korsel juga menambahkan informasi yang diperoleh dari Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Korsel bahwa pihak Swasta Korsel sudah mempunyai pilot project untuk membangun Community Health Service (Puskesmas) di Tasikmalaya.
Terkait implementasi kerja sama, Menkes RI juga menekankan bahwa selain berbagi pengetahuan dan pengalaman, lebih penting lagi untuk dapat membangun sistem yang telah berhasil dilaksanakan di Korea untuk diimplementasikan di Indonesia. Untuk itu, Menkes sangat menyambut baik dan mendorong pendirian Pusat Ginjal (Kidney Center) di Indonesia dengan asistensi dari SNUH.
Menkes RI dan Dubes Korsel mengharapkan saat kunjungan Jokowi ke Korsel bulan September 2018 mendatang, PoA bisa ditandatangani oleh Menkes kedua negara, dan diharapkan sudah ada implementasi konkret yang berjalan berdasarkan PoA yang telah disusun. (ch)