Penyakit Gua Intai Remaja Sepak Bola Thailand yang Terjebak

Tim penyelamat berusaha mengevakuasi 12 anak anggota tim sepakbola dan pelatik mereka yang terjebak di dalam sebuah gua di Thailand pada Senin, 2 Juli 2018.
Sumber :
  • Getty Images

VIVA – Beberapa waktu lalu, dunia dihebohkan dengan berita terjebaknya tim sepak bola amatir asal Thailand, Wild Boars Football Club, di dalam gua Tham Luang Thailand, akibat hujan deras yang membuat mereka tak bisa keluar. 

Bakteri 'Penyakit Gua' Berasal dari Spora Jamur Kotoran Burung

Tim sepakbola yang berjumlah 13 orang itu terdiri dari 12 remaja berusia 11-16 tahun, beserta asisten pelatih yang berusia 25 tahun.

Para remaja malang itu terjebak sejak 23 Juni 2018. Setelah bertahan 17 hari terperangkap di dalam gua, tim sepakbola tersebut berhasil diselamatkan dengan cara yang dramatis.

Dua Belas Bocah Thailand Terperangkap 10 Hari di Gua Ditemukan Hidup

Terlepas dari kabar baik atas misi penyelamatan tersebut, nampaknya kekhawatiran para remaja belum berakhir. Pejabat dari departemen kesehatan Thailand menjelaskan kepada situs berita Kom Chat Luek bahwa mereka sedang menunggu tes darah untuk membersihkan para remaja tersebut dari infeksi.

Dilansir laman The Guardian, sampai dokter memutuskan bahwa kelompok tersebut sehat, maka anak-anak tidak diizinkan untuk memeluk atau menyentuh orang lain bahkan orangtua mereka.

6 Hari Grup Sepakbola Anak Hilang di Gua, PM Thailand Tak Tenang

Lebih lanjut, tim medis menyebutkan bahwa para remaja ini rentan terkena histoplasmosis atau yang dikenal sebagai ‘Penyakit Gua’. Penyakit ini adalah infeksi paru-paru yang disebabkan oleh bakteri dari kotoran burung yang bersembunyi di tanah lembap. 

Setelah hasil tes kesehatan mereka keluar, dinyatakan 2 orang anak terkena infeksi paru-paru. Namun secara rinci tidak disebutkan apakah itu akibat penyakit gua atau bukan.

Penyakit gua ini dikatakan tidak menular dari satu manusia ke manusia lain. Namun pihak kesehatan Thailand meminta 12 remaja dan pelatihnya ini untuk melakukan tindakan pencegahan ekstra untuk mengantisipasi risiko infeksi menular lainnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya