Bisakah Wanita Hamil Jika Bercinta Saat Haid?

Ilustrasi bermesraan
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Kalau berpikir bahwa dengan menstruasi berarti Anda tidak bisa hamil, itu salah. Itu karena siklus menstruasi terbagi dalam tiga bagian, yaitu fase folikular, ovulasi dan fase luteal.

Selamat! Mpok Alpa Umumkan Hamil di Usia 37 Tahun

Fase folikular dimulai pada hari pertama menstruasi, di mana hormon reproduksi bekerja mematangkan sel telur yang berasal dari satu folikel, yang kemudian matang pada pertengahan siklus.

"Pada fase ini, siklus bisa pendek pada beberapa wanita dan lebih panjang pada yang lain. Tapi biasanya berlangsung 14 hingga 21 hari," kata Karen Brodman, M.D, dokter kandungan di New York, seperti dilansir dari Shape.com.

Terkuak, Usia Janin Wanita Hamil di Kelapa Gading yang Tewas Dibunuh

Kemudian Anda berovulasi (pengeluaran sel telur dari indung telur ke dalam rahim). Pada saat ini, Anda bisa merasakan tanda-tanda ovulasi, seperti payudara nyeri, rasa lapar meningkat, dan perubahan libido.

Fase berikutnya adalah fase luteal, yang dimulai tepat setelah ovulasi. Ini ditandai dengan meningkatnya progresteron, menyiapkan lapisan rahim untuk kehamilan. Namun tidak seperti fase folikular, fase luteal tidak variabel dan selalu berlangsung selama 14 hari.

Wanita Hamil Tewas di Ruko Kelapa Gading Dipaksa Aborsi oleh Kekasih Gelapnya

Ketika Anda tidak hamil, jumlah estrogen dan progesteron turun, rahim mulai merontokkan lapisannya atau lepasnya sel telur dari indung telur. Saat inilah periode menstruasi dimulai.

Sudah memahami prosesnya? Yuk sekarang cari tahu kenapa wanita tetap bisa hamil di periode menstruasi.

Siklus mentruasi bervariasi

"Siklus normal terjadi antara 24 hingga 38 hari, tapi umumnya 28 hingga 35 hari. Beberapa wanita memiliki siklus yang sama dengan interval seperti jam, tapi yang lain menemukan interval siklus mereka sulit diprediksi," kata Brodman.

Normalnya, wanita mengalami haid satu minggu dalam satu bulan.

Karena fase luteal selalu 14 hari, perubahan panjang fase folikularlah yang bisa mengubah seluruh siklus. Dan karena panjang fase folikular berubah, itu berarti ovulasi tidak selalu bisa diprediksi.

"Jika memiliki siklus pendek, wanita sebenarnya bisa berovulasi pada hari ketujuh atau delapan siklus. Dan jika menstruasi berlangsung lama, katakan saja sekitar tujuh atau delapan hari, mungkin bisa hamil meski secara teknis masih di masa menstruasi," kata dia.

Bahkan jika memiliki masa menstruasi yang tidak bisa diprediksi, dari waktu ke waktu wanita bisa mengalami ovulasi lebih cepat atau lambat. Itulah kenapa menggunakan metode ritme sebagai kontrasepsi tidak selalu bisa bekerja dengan baik.

Sperma tinggal di rahim lebih lama

Penting untuk diingat bahwa ovulasi bukan hanya terjadi dalam waktu singkat. Masa paling subur pada sekitar lima hingga tujuh hari waktu ovulasi. Brodman mengatakan bahwa sebuah sel telur bahkan bisa dibuahi antara 12 hingga 24 jam setelah berovulasi.

Ilustrasi sperma

Sperma, di sisi lain juga bisa hidup selama tiga hingga lima hari dalam rahim. Jadi, meski melakukan hubungan seksual menjelang akhir masa menstruasi dan tidak berovulasi selama beberapa hari, sperma bisa menunggu untuk membuahi sel telur dalam rahim.

Bercak darah

Jika Anda menemukan bercak darah di tengah siklus dan salah menduganya sebagai menstruasi, kemudian melakukan hubungan seksual di pertengahan periode ovulasi, kemungkinan hamil bisa terjadi.

"Gunakan alat kontrasepsi yang dapat diandalkan seperti pil, vaginal ring, intrauterine device (IUD), kondom ketika Anda melakukan hubungan seks saat periode menstrusi dan tak ingin hamil," kata Brodman. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya