- Pixabay
VIVA – Bagai makan sayur tanpa garam, pepatah itu sudah lekat sekali di telinga masyarakat Indonesia. Memiliki arti yang sesungguhnya, garam adalah salah satu komponen penting dalam kehidupan sehari-hari. Bukan hanya soal penambah rasa dalam masakan ternyata garam memiliki manfaat bagi kesehatan. Tidak percaya?
Ya, memang banyak yang meragukan manfaat sehat garam bagi tubuh. Karena garam sudah memiliki stigma buruk sebagai pemicu hipertensi, stroke hingga dijadikan kambing hitam kenaikan berat badan. Padahal tidak demikian.
Spesialis gizi klinis, dr Ida Gunawan,M.S, SpGK(K) menyebut bahwa garam sangat dibutuhkan tubuh. Bahkan dalam sehari, setiap orang wajib mendapatkan asupan garam. Hanya saja yang tidak dianjurkan jika berlebihan.
"Tubuh memerlukan garam sebagai alat untuk mengatur elektrilit. Unsurnya ada natrium dan klorida yang bersifat retensi pada cairan, salah satu fungsinya meningkatkan tekanan darah. WHO (lembaga kesehatan dunia) bahkan menganjurkan setiap orang mengonsumsi 5 gram garam beryodium atau setara dengan satu sendok teh 'peres' garam," ujarnya dalam tayangan AYO HIDUP SEHAT tvOne Kamis 2 Agustus 2018.
Lebih lanjut, Ida meluruskan beberapa mitos seputar garam yang beredar di masyarakat.
Garam berbahaya bagi tubuh?
"Mitos, faktanya tubuh kita butuh garam. Hanya saja penggunaannya dalam makanan jangan melebihi batas."
Kegemukan akibat dari kebanyakan makan garam?
"Mitos. Banyak orang yang berpendapat bahwa garam bisa menahan cairan sehingga membuat gemuk sehingga ada diet tak konsumsi garam. Itu mitos, kurang garam malah berisiko," ujarnya.
Wanita hamil konsumsi garam terlalu banyak bikin bengkak?
"Mitos. Bukan karena konsumsi garam banyak. Biasanya karena preeklampsia, dan beberapa sebab lain."
Garam picu pecah pembuluh darah?
"Mitos. Yang memicu pecah pembuluh darah adalah hipertensi. Yang betul konsumsi banyak garam bisa tingkatkan potensi hipertensi."
