Cara Atasi Ancaman Malaria saat PON di Papua

Ilustrasi nyamuk malaria.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Provinsi Papua dan Papua Barat, akan menyelenggarakan Pekan Olahraga Nasional atau PON Ke-20 pada 2020. Meski telah mempersiapkan diri dari sisi infrastruktur, tetapi penyakit malaria menjadi ancaman serius.

Pernah Dampingi Gibran ke Papua, Bahlil Bantah Tudingan Tak Netral

Karena itu, Community Health Development (CHD) bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mimika dan Freeport Indonesia bekerja sama mendirikan pusat pengendalian malaria (Malaria Center).

Lembaga ini akan berperan mengadvokasi, mengoordinasi, dan memfasilitasi pelaksanaan program pengendalian malaria.

TNI Pasti Profesional Tangani Kasus Oknum Diduga Aniaya Anggota KKB Papua

Iswandi selaku koordinator teknis lapangan Malaria Center menjelaskan, pihaknya sebenarnya sudah memberantas malaria di Kabupaten Mimika sejak 2013.

Ia menjelaskan beberapa pencapaian yang sudah dilakukan oleh Malaria Center.

Viral Penampakan Masjid dan Gereja Berada di Kedalaman 1.760 Meter Perut Bumi

Pada 2013, lembaga yang dipimpinnya melakukan penyemprotan insektisida ke 17 ribu rumah di Timika. Pada tahun 2014, angka ini bertambah hingga 24.037 rumah dan pada 2015 menjadi 24.958 rumah.

Tidak hanya penyemprotan insektisida, Malaria Center juga melakukan pemasangan kelambu yang jumlahnya bertambah dari tahun ke tahun.

Di 2013, jumlah kelambu yang terpasang mencapai 34.984 kelambu, kemudian pada 2014, angka itu bertambah hingga 61.147. 

"Karenanya dalam kurun waktu 2013-2014, angka penderita malaria di wilayah kami turun hingga 63,5 persen” kata Iswandi dalam keterangan tertulis yang diterima VIVA, Minggu 12 Agustus 2018.

Selain ke rumah-rumah, Malaria Center juga kerap mengadakan sosialisasi dan tindakan pencegahan ke sekolah-sekolah dasar di Timika. Hasilnya, terjadi penurunan penderita malaria yang signifikan di wilayah tersebut.

Tercatat dari tujuh Sekolah Dasar (SD) yang termasuk ke dalam wilayah kerja Malaria Center, ditemukan adanya penurunan kasus positif malaria dari 88 kasus di 2013 menjadi 28 kasus di 2016.

“Sosialisasi ini penting, karena penduduk umumnya tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk cegah malaria. Misalnya awalnya banyak penduduk menolak aktivitas penyemprotan insektisida. Namun dengan sosialisasi yang baik, akhirnya banyak yang datang ke Malaria Center atau ke Dinas Kesehatan untuk disemprot rumahnya,” kata Iswandi. 

Sementara itu, Manager CHD Freeport Indonesia Govert Waramori menjelaskan upaya penanggulangan ini penting dalam menunjang penyelenggaraan PON di Kabupaten Mimika tahun 2020 mendatang.

"Harapannya mencapai target Kabupaten Mimika bebas Malaria 2026. Kami bisa menjaga juga agar masalah malaria tidak mengganggu penyelenggaraan PON di Papua,” kata Govert.

Govert juga menyampaikan pihaknya mendukung Malaria Center dalam mewujudkan target Pemprov Papua  mengeliminasi malaria pada 2030.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya