IDAI Pertegas Bahaya Cakupan Rendah Vaksin MR

Imunisasi MR di Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Nur Faishal/ Surabaya

VIVA – Cakupan Imunisasi vaksin MR tahap dua periode Agustus hingga September di luar pulau Jawa, tercatat hingga hari ini masih 23,97 persen anak. Pencegahan penularan penyakit campak dan rubela sendiri seharusnya mencapai cakupan imunisasi vaksin MR hingga 99 persen anak.

Anak Terinfeksi Omicron, IDAI Beberkan Dampaknya

Satgas Imunisasi IDAI, Prof. Soejatmiko mengatakan bahwa cakupan imunisasi vaksin apa pun idealnya mencapai lebih dari 99 persen pada suatu tempat. Sebab, rendahnya cakupan imunisasi bisa memicu penularan virus yang signifikan.

"Kalau masih ada yang tidak diimunisasi, jumlahnya banyak, maka itu bisa menjadi sarang berpindahnya virus campak dan rubela. Ini akan tetap berdampak pada kejadian anak yang meninggal akibat virus campak dan rubela," ungkap Prof Soejatmiko, dalam temu media di Gedung Ombudsman, Kuningan, Jakarta, Selasa 14 Agustus 2018.

Pemerintah Ubah PTM 100 Persen Jadi 50, IDAI: Ya Lumayan Lah

Menurutnya, masih banyak warga yang belum menyadari pentingnya pemakaian vaksin MR pada anak mau pun ibu hamil. Sebab, dampak yang ditimbulkan cukup berbahaya yang mengakibatkan cacat hingga kematian pada anak.

"Bayi atau balita yang belum lengkap atau belum sama sekali diimunisasi campak dan rubela, berdampak pada radang paru, radang otak, kejang, diare, hingga meninggal. Sementara bahaya virus rubela pada ibu hamil bisa menyerang organ vital janin," kata dia.

IDAI: Lonjakan Kasus COVID-19 Anak Capai 1000 Persen Lebih

Janin bisa lahir dengan ukuran otak kecil atau kebocoran pada jantung. Meski disebutkan bahwa konsumsi ASI dan perbaikam gizi dapat memberi daya tahan tubuh yang baik pada anak, namun itu belum mencukupi.

"Dengan ASI dan gizi memang bisa tapi perubahan daya tahan tubuh sangat lama dan butuh effort besar. Sedangkan, setelah imunisasi, dalam waktu 2 minggu sudah timbul kekebalan untuk putuskan rantai virus."

Ilustrasi Swab Test COVID-19

Kasus COVID-19 Anak di Sumatera Barat Meroket Tajam

Tercatat sejak Januari 2022 hingga saat ini, sudah 204 anak kelompok usia 0 hingga 18 tahun di Sumatera Barat yang sudah terinfeksi COVID-19.

img_title
VIVA.co.id
14 Februari 2022