- Pixabay/pexels
VIVA – Penis memiliki bentuk seperti tuba dengan ujung yang menyerupai jamur. Secara teknis, bagian ujung ini disebut dengan kelenjar dan lebih umum disebut seperti bel, dan semacam bergalur, seperti jamur.
Tapi sebenarnya, ada alasan evolusioner di balik bentuk tersebut. Menurut penelitian dari sebuah tim ilmuwan, yang dipimpin oleh Profesor Gordon Gallup, bentuk penis seperti itu agar membuatnya bisa menyendok sperma pria lain dari vagina wanita saat berhubungan seks.
Jadi, dilansir dari laman Metro, pada zaman dahulu kala ketika wanita didorong untuk menikmati hubungan seksual sesekali demi reproduksi, saat mereka berhubungan seks dengan banyak pria, akan ada surplus sperma di dalam vaginanya.
Agar seorang pria mendapatkan peluang terbaik menjadi satu yang memberikan kesuburan pada wanita itu dengan spermanya, penis pria itu akan mengembang untuk menyeret sperma lain keluar ketika dia menarik penisnya. Secara teori, membuat pria tersebut memiliki kemungkinan besar menjadi ayah dari anak yang dibuahi.
Untuk mengeksplor teori ini, New Scientist melakukan eksperimen. Mereka menaruh penis tiruan dengan ujung koronal yang cukup besar (atau ujung bel besar) ke dalam vagina palsu, dan mengukur seberapa banyak adonan tepung jagung yang bisa ditariknya keluar, bila dibandingkan dengan penis palsu tanpa ujung bel atau ujung bel yang lebih kecil.
Mereka menemukan bahwa penis dengan ujung yang besar mampu menghilangkan 90 persen dari adonan tepung jagung hanya dengan sekali dorongan.