Mengenal Kanker Usus, Penyakit yang Diderita Ustaz Cepot

KH Ahmad Ihsan alias Ustaz Cepot
Sumber :
  • IG Ustaz Solmed

VIVA – Kabar mengejutkan datang dari Ustaz KH Ahmad Hasan Ihsan atau yang populer dengan nama Ustaz Cepot. Pada Senin, 27 Agustus 2018, pendakwah dengan gaya khas itu menghembuskan napas terakhir akibat sakit yang lama dideritanya.

Meninggal Dunia, Hilbram Dunar Ternyata Berjuang Melawan Kanker Sejak Tahun Lalu

Menurut kabar yang beredar, Ustaz Cepot mengidap penyakit kanker usus. Karena penyakitnya itu juga, aktivitasnya di dunia dakwah berkurang dan ia harus banyak menghabiskan waktu untuk menjalani terapi penyakitnya.

Menurut laman Mayo Clinic, pada stadium awal, penderita kanker usus atau kanker kolon memang tidak akan merasakan gejala apapun. Tapi, ketika gejala muncul, bentuknya bisa beragam tergantung pada ukuran dan lokasi kanker itu tumbuh di usus besar.

Tumor Usus yang Diidap Mpok Atiek Bisa Jadi Kanker, Kenali Faktor Risiko untuk Mencegahnya

Gejala-gejala itu meliputi perubahan pada kebiasaan perut seperti diare atau konstipasi, atau perubahan pada konsistensi kotoran, yang berlangsung lebih lama  dari empat minggu. Selain itu, terjadi pendarahan pada rektal atau terdapat darah pada kotoran.

Perut juga terasa tidak nyaman dan berlangsung terus menerus, seperti kram, gas, atau nyeri. Setelah buang air besar, Anda juga merasa perut tidak dikosongkan sepenuhnya. Anda juga merasa lemah atau kelelahan, serta terjadi penurunan berat badan tanpa sebab.

Rentan Dialami Pria, Gaya Hidup Seperti Ini Bisa Sebabkan Kanker Usus

Meski penyebab kanker usus masih belum diketahui pasti,  beberapa studi besar menunjukkan adanya kaitan antara pola makan Barat tertentu dan peningkatan risiko kanker usus. Pola makan Barat yang khas itu adalah pola makan yang tinggi lemak dan rendah serat.

Saat orang pindah dari satu area di mana pola makan khasnya adalah rendah lemak dan tinggi serat, ke area di mana pola makan Barat lebih umum, risiko kanker usus pada orang ini akan meningkat secara signifikan.

Belum jelas mengapa hal ini muncul. Para peneliti masih mempelajari apakah pola makan tinggi lemak, rendah serat memengaruhi mikroba yang hidup di dalam usus besar atau memengaruhi peradangan mendasar yang berkontribusi terhadap risiko kanker.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya