- Pixabay
VIVA – Tak dimungkiri, pasangan suami istri selalu mendambakan kehadiran seorang bayi. Bahkan, tak sedikit yang sudah merogoh kocek hingga ratusan juta untuk dapat meraih kehamilan yang diinginkan.
Namun, masih sangat minim pasangan suami istri yang segera melakukan program bayi tabung. Padahal, program ini memiliki peluang keberhasilan kehamilan sebesar 50 persen.
"Banyak pasangan yang pergi ke berbagai klinik untuk bisa hamil. Padahal, ketika itu dilakukan, sudah menghabiskan banyak waktu. Ini membuat usia pasangan yang menjalani bayi tabung cenderung tua," ujar spesialis kandungan, dr. Ivan Sini, SpOG, dalam temu media di kawasan Cikini, Jakarta, Kamis, 30 Agustus 2018.
Menurut Ivan, sudah terbukti bahwa semakin tua usia seseorang, maka kualitas sel telur dan sperma juga semakin buruk. Sehingga, semakin muda dilakukan program bayi tabung, maka semakin besar peluang kehamilan terjadi.
"Usia muda tapi usia biologis belum menentukan usianya juga muda. Bisa saja sel telurnya sudah sedikit, bisa juga spermanya sudah tidak ada," lanjut Ivan.
Lantas, kapan waktu tepat memulai program bayi tabung?
"Jadi sesegera mungkin setelah 1 tahun menikah dan aktif seks 2-3 kali seminggu. Jika terlihat ada indikasi, bisa segera dilakukan bayi tabung agar sel telur dan spermanya masih mencukupi," jelasnya
Untuk indikasi secara fisik diperbolehkannya bayi tabung, mencakup beberapa hal seperti faktor saluran sel telur yang terhambat, sperma yang minim, ada endometriosis, serta seksual disfungsi. "Usia juga termasuk dalam faktor tersebut, di mana usia yang terlalu tua di atas 40 tahun, peluang kehamilannya minim."