- Pixabay/pexels
VIVA – Orang seringkali menyalahkan gaya hidup atau pola makan pada orang yang menderita gangguan prostat. Penyakit yang hampir 80 persen terjadi pada pria di usia 50 tahun ke atas ini ternyata bukan disebabkan atau dipengaruhi oleh gaya hidup ataupun makanan yang dikonsumsi.
Dokter spesialis bedah Urologi RS Pondok Indah, dr. Hery Tiera, Sp.U dalam acara Solusi Minimal Invasive di Aston at Kuningan Suites, Kuningan, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu, mengatakan bahwa gangguan prostat bisa terjadi karena faktor usia, genetik serta hormonal.
"Faktor degeneratif, karena proses kematian sel dan tumbuh berbanding terbalik, juga dipengaruhi genetik dan hormonal yang bisa merangsang pembesaran prostat semakin tinggi dan semakin besar. Ini dipengaruhi usia, genetik dan hormonal," jelasnya.
Banyak kesalahpahaman dalam masyarakat tentang prostat. Tak hanya tentang faktor risikonya saja, melainkan gejala yang muncul sebagai tanda seseorang mengalami gangguan prostat selama ini hanya dicirikan dengan tanda susah buang air kecil. Padahal tak hanya itu gejala yang muncul. Kencing terlalu sering juga bisa menjadi tanda seseorang mengalami gangguan prostat.
"Kencing terlalu lancar atau terlalu sering. Ini dikarenakan adanya sumbatan sehingga air kencing tidak semuanya keluar, masih ada sisa. Karena sisanya enggak nol, masih ada di dalam, tadinya kencing empat jam sekali jadi dua jam sekali atau enggak bisa menahan kencing sama sekali," jelas Hery.
Selain masalah frekuensi kencing, gejala yang muncul lainnya adalah ragu untuk kencing, "sudah buka resleting harus nunggu baru keluar," imbuh Hery. Ada juga gejala lainnya yang muncul adalah harus mengejan saat buang air kecil karena menahan tekanan, kencing berhenti dan bentuk paling parah adalah tidak bisa kencing sama sekali.
Jika menemukan salah satu gejala tersebut, sebaiknya mulai periksakan diri pada dokter ahli. Pemeriksaan bisa dilakukan dengan colok dubur, tes laboratorium, kelancaran kencing.
Sosok Dexter Scott Anak Martin Luther King Meninggal Dunia Karena Kanker Prostat
Dexter Scott King, putra bungsu dari Pendeta Martin Luther King Jr. dan Coretta Scott King, meninggal pada Senin, 22 Januari 2024, setelah berjuang melawan kanker prostat
