60 Persen Kebutaan di Indonesia Dipicu Katarak

Ilustrasi penderita mata katarak
Sumber :
  • Pixabay/karosieben

VIVA – Tingkat kebutaan di Indonesia masih didominasi oleh katarak. Dikatakan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek Sp.M(K), Katarak merupakan penyumbang terbesar kebutaan di Indonesia yang hampir mencapai 60 persen. Usia lanjut menjadi salah satu faktor pemicu tingginya angka katarak.

Ancaman Kebutaan Mengintai! 111,8 Juta Penduduk Indonesia Berisiko Glaukoma di Tahun 2040

"Penyakit katarak disebabkan karena usia lanjut, di usia ini akan berdampak pada peningkatan gangguan penglihatan secara langsung yakni katarak," ujar Menkes, dikutip dari siaran pers Kemenkes RI, Senin 10 September 2018.

"Salah satu cara untuk mencegah katarak agar tidak berujung pada kebutaan adalah dengan operasi," lanjut Menkes.

Cegah Kebutaan, BNI Gelar Operasi Katarak di Indonesia Timur

Maka, Menkes berharap agar peranan dokter mata perlu ditingkatkan dengan menyasar daerah-daerah. Karena, jumlah dokter mata di Indonesia ini cukup besar hampir dua ribuan di Indonesia.

"Dengan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), terbuka kesempatan bagi masyarakat untuk memeriksakan mata, sehingga mereka yang mengalami gangguan mata agar dapat segera diobati," jelasnya.

BNI-Kemenkes Berikan Bantuan Peralatan untuk RS Apung doctorSHARE

Sementara itu, Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno mengimbau agar masyarakat terhindar dari kebutaan, memerlukan pola hidup sehat. Ini harus sudah dilakukan dari yang berusia muda agar kesehatan mata mereka hingga tingkatan usia tetap terjaga. Meskipun, jika sudah usia lanjut tidak dapat dipungkiri akan terkena katarak.

“Jaga pola hidup sehat dari sekarang. Agar kesehatan mata tetap terjaga sejak usia muda,” katanya.

Ilustrasi mata.

Glaukoma Lebih Berbahaya Daripada Katarak

Glaukoma yaitu penyakit mata yang terjadi ketika tekanan dalam bola mata meningkat secara bertahap, menyebabkan kerusakan pada saraf optik. Ini lebih bahaya dari katarak.

img_title
VIVA.co.id
23 Maret 2024