Efek Mengerikan Resistensi Antibiotik, Bisa Sebabkan Kematian

Antibiotik
Sumber :

VIVA – Kini dunia dihadapkan dengan semakin tingginya resistensi terhadap antibiotik. Hal ini disebabkan oleh penggunaan antibiotik yang tidak pada tempatnya dan tanpa aturan.

Ayah Lee Sun Kyun Meninggal Dunia Tiga Bulan Setelah Kematiannya

Sebagai contoh, pasien membeli sendiri antibiotik di apotek tanpa resep dokter. Padahal, menurut Ketua Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba Kementerian Kesehatan RI dr. Harry Parathon, SpOG(K), bakteri menjadi resisten terhadap antiobiotik disebabkan karena terjadinya perubahan pada bakteri sekarang.

"Bakteri sekarang sudah berulah, berbeda dengan zaman dulu yang masih sederhana. Bakterinya sama jenisnya dengan yang dulu, tapi bakteri dulu bisa dimatikan dengan antibiotik tertentu, saat ini tidak bisa dilemahkan atau dimatikan oleh antiobiotik yang sama," ujar Harry dalam diskusi media Mengenal Bakteri dan Risikonya Terhadap Penyakit di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Senin, 24 September 2018.

Demam Berdarah Makin Menggila! Lindungi Diri dengan 5 Makanan ini

Ditambah lagi, antibiotik kini jumlahnya juga terbatas. Sejak tahun 2000 sudah tidak ada lagi perkembangan antibiotik di dunia. Farmasi pun enggan membuat antibiotik, karena selain mahal, mudah terjadi resistensi.

"Bakteri yang berulah ini bisa menghasilkan enzim-enzim seperti NDM-1, ESBL, CRE, MCR-1, Pan Resistant, dan MDRO yang sudah resisten terhadap antibiotik yang tinggi," ujar Harry.

TBC: Ancaman Mematikan yang Masih Dianggap Aib di Indonesia

Jika antibiotik terus menerus diminum, akibatnya bakteri normal dalam tubuh tidak akan tumbuh lagi. Sehingga, fungsinya sebagai penghambat bakteri jahat tidak berjalan. Bakteri jahat pun terus tumbuh dan membuat tubuh dipenuhi bakteri jahat yang resisten.

Antibiotik yang tidak bekerja dan terus dikonsumsi ini juga akan membuat bakteri tubuh subur. Apalagi bakteri berkembang dengan sangat cepat, yaitu dalam 20 menit sekali.

"Bakteri jahat ini mengancam jiwa dan menyebabkan kematian. Apalagi jika jenis bakterinya ada efek di dalam darah," ucap Harry.

Pada tahun 2050, diperkirakan akan terjadi 10 juta kematian akibat resistensi antibiotik. Sementara Asia menyumbang 4,6 juta kematian. Menurut dugaan Harry, di Indonesia tahun ini diperkirakan ada 350 ribu kematian akibat bakteri resisten, sebagian underdiagnosis.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya