Wapres JK Ungkap Bahaya TBC Resisten Obat di Sidang Umum PBB

Wapres Jusuf Kalla
Sumber :
  • Viva.co.id/Fajar GM

VIVA – Wakil Presiden Jusuf Kalla mengungkap bahaya dari penyakit tuberculosis (TBC) yang resisten terhadap obat dalam Pertemuan Tingkat Tinggi Perlawanan Terhadap TBC di Markas Besar Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat (AS).

JK Sebut Penundaan Pemilu Langgar Konstitusi

Forum itu termasuk rangkaian pertemuan perwakilan negara-negara anggota PBB yang menghadiri Sidang Umum Tahunan ke-73 di New York.

"Kita menghadapi tantangan yang lebih besar dalam memberantas TB, karena munculnya TB yang resisten terhadap banyak obat," ujar JK, dikutip dari keterangan Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres) yang diterima pada Kamis, 27 September 2018.

AS Donasikan US$1,6 Juta untuk RS Muhammadiyah

Menurut JK, upaya perlawanan global terhadap penyakit yang menyerang paru-paru itu menjadi jauh dari usai. Pasalnya, berevolusinya penyakit membuat cara-cara pengobatan dan pencegahannya juga harus terus dikembangkan.

"Kita harus memberikan tanggapan yang kuat dan komprehensif untuk mengakhiri penyakit ini," ujar JK 

Kata Jusuf Kalla Soal Kabar Cak Imin-Anies Masuk Bursa Pilpres 2024

Lebih lanjut, JK mengusulkan tiga hal yang bisa dijadikan strategi nasional oleh seluruh anggota PBB untuk bersama-sama melawan TBC. Hal pertama adalah penyediaan layanan kesehatan yang berkualitas, dengan fokus pengendalian risiko TBC, disertai juga kerja sama pemerintah-swasta untuk melawan penyakit itu.

"Indonesia sudah melakukan itu sehingga target kami adalah menghilangkan TBC pada 2035 dan mencapai 'Indonesia Bebas TBC' pada tahun 2050," ujar JK.

Sementara, hal kedua adalah upaya meningkatkan deteksi dini TBC di masyarakat dengan memberi edukasi gejala-gejalanya terhadap masyarakat. Hal itu akan membuat kematian tak terduga yang bisa terjadi akibat penyakit, menjadi tercegah.

"Kasus TBC yang tidak terdeteksi, tidak boleh terjadi lagi," ujar JK.

Hal terakhir adalah penyediaan akses universal terhadap layanan kesehatan yang menjadi tanggung jawab pemerintah. JK menyampaikan Indonesia telah sukses merintis hal itu dengan layanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan yang saat ini telah menjangkau 70 persen warga atau 200-an juta jiwa.

"Kami terus menyelesaikan kendala sosial-ekonomi pada orang miskin yang paling rentan terjangkit penyakit menular," ujar JK. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya