5 Penyakit yang Patut Diwaspadai Pasca Tsunami

Warga mencari benda yang masih dapat digunakan di antara puing dan sampah yang terbawa gelombang tsunami pascagempa berkekuatan 7,4 SR di Palu Utara, Palu, Sulawesi Tengah
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Irwansyah Putra

VIVA – Indonesia kembali berduka. Gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,4 Skala Richter (SR) yang disusul dengan tsunami, mengguncang wilayah Kota Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah pada Jumat, 28 Oktober 2018, pukul 17.02 WIB.

Gunung Ruang Erupsi, Pemkab Sitaro Tetapkan Tanggap Darurat Selama 14 Hari

Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa berada di 27 kilometer Timur Laut Donggala, Sulawesi Tengah. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mengumumkan jumlah korban yang tewas akibat gempa sekaligus tsunami di Palu mencapai 844 orang.

Seluruh pihak tentu berharap tidak ada lagi gempa bumi susulan yang terjadi. Namun, ini bukan berarti tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan oleh pemerintah dan masyarakat Indonesia.

Badan Geologi: Potensi Tsunami Akibat Gunung Ruang Bisa Setinggi 25 Meter

Proses evakuasi serta keterbatasan sarana dan prasarana di lokasi pengungsian dapat mencetus sejumlah penyakit menular. Tak heran, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan, agar petugas dan relawan yang turun tangan untuk membantu korban bencana, sangat memperhatikan sanitasi demi meminimalisir risiko wabah penyakit pasca tsunami.

BACA SELENGKAPNYA

BMKG 'Tak Berkedip Mata' Pantau Potensi Tsunami Imbas Erupsi Gunung Ruang
Gunung Ruang di Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara, terpantau diselimuti awan kabut dari atas KM Bimasena yang digunakan oleh Tim Kantor SAR Manado mengevakuasi warga setempat, Rabu, 18 April 2024.

BMKG Sebut Erupsi Gunung Ruang di Sulut Berpotensi Tsunami: Ada Catatan Sejarahnya

BMKG mengingatkan warga agar mewaspadai potensi terjadinya tsunami akibat erupsi Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Kabupaten Sitaro, Sulut

img_title
VIVA.co.id
18 April 2024