Pedagang Unggas Berpotensi Tinggi Terkena Flu Burung

Praktik Pembersihan dan Disinfeksi unggas di Pasar Kemis, Tangerang
Sumber :
  • VIVA.co.id/Bimo Fundrika

VIVA – Hasil surveilans tentang keberadaan virus flu burung di pasar unggas di wilayah Jabodetabek yang telah dilakukan sejak 2009 sampai saat ini menunjukkan bahwa virus flu burung banyak ditemukan di pasar dengan persentase hingga 60 persen-70 persen. 

Guru Besar Unila Apresiasi Kementan dalam Penyiapan Bahan Baku Obat dan Vaksin Hewan

Di mana sarana dan prasarana seperti kendaraan pengangkut unggas serta tempat penampungan dan pemotongan unggas juga berpotensi tinggi menyebarkan virus flu burung kepada konsumen jika mengangkut atau menjual unggas yang tertular flu burung.

Berdasarkan hasil survei dari Kementerian Kesehatan menyebutkan hanya 11 persen dari 399 pasar di 14 provinsi yang memenuhi syarat kesehatan. Sedangkan 89 persen pasar masih belum memenuhi syarat sehat.  

Pertama Kalinya di Dunia, Prancis Akan Vaksin 60 Juta Bebek

Adelina Hutahuruk,  dari  Direktorat Kesehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan menjelaskan perilaku dan kesadaran akan kesehatan pedagang, konsumen dan pengelola pasar memegang peranan penting dalam mewujudkan pasar yang sehat. 

“Di pasar masih banyak yang belum buang sampah pada tepatnya, cuci tangan dengan sabun, buang ludah pada tempatnya, dan banyak syarat kesehatan yang lainnya. Hal ini lah yang menyebabkan penularan penyakit”, kata Adelina dalam siaran pers yang diterima VIVA, Rabu 3 Oktober 2018. 

Korea Selatan Konfirmasi Kasus Flu Burung pada Kucing

Karena masih banyak pasar yang belum memenuhi syarat sehat kesehatan tersebut, maka perlu diadakan upaya peningkatan kesadaran dan komitmen akan peningkatan kebersihan dan kesehatan di pasar. Salah satunya dengan menerapkan biosekuriti di sejumlah pasar. 

Menurut Adelina tujuan biosekuriti pada dasarnya adalah untuk mencegah kuman masuk, tumbuh berkembang dan menyebar di dalam suatu lokasi contohnya peternakan untuk melindungi ayam dan pasar untuk melindungi manusia dari penyakit. Untuk mencapai tujuan ini diperlukan upaya-upaya praktik biosekuriti secara mandiri dan rutin sesuai prosedur yang tepat oleh pedagang dan pengelola pasar.

Arif Wicaksono, Kasubdit Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan (P3H), Direktorat Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, mengajak para pelaku pada rantai pasar unggas agar selalu melakukan praktik-praktik biosekuriti secara rutin.

”Semua pelaku rantai pasar unggas harus ikut menjaga kebersihan lingkungan. Mulai dari penjual unggas hidup, pemotong unggas, pedagang unggas di pasar, pengelola pasar, hingga petugas kebersihan,” tuturnya.

Potensi tinggi

Ia menambahkan, pedagang berpotensi tinggi terjangkit penyakit flu burung dari unggas. Maka jika ada unggas yang sakit, mereka dapat berisiko tertular penyakit melalui sumber-sumber pembawa penyakit flu burung seperti bulu, kotoran, organ dalam (jerohan), serta darah unggas.

“Untuk itu perlu diperhatikan dan dijaga kebersihan lingkungan dan peralatan  seperti keranjang, pisau, telenan, meja kios, lantai, dan sebagainya. Setelah dibersihkan dan dicuci dengan deterjen, perlu dilakukan penyemprotan dengan larutan disinfektan agar lingkungan pasar lebih bersih dan sehat," kata Arief

Terakhir ia juga menyarankan menghindari kontak dengan kuman dan larutan disinfektan saat pembersihan, pedagang dan petugas pasar harus menggunakan alat pelindung diri seperti masker, celemek, sarung tangan, dan sepatu boot. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya