IDI: 80 Persen Korban Gempa Tsunami Palu Butuh Pertolongan Ortopedi
- ANTARA FOTO/Yusran Uccang
VIVA – Jumat 28 September lalu, Kota Palu, Kabupaten Donggala dan sekitarnya diguncang gempa berkekuatan 7,4SR. Menyusul gempa yang terjadi sekitar 13 kali, gelombang tsunami pun menerjang kota tersebut.
Akibatnya, ratusan jiwa menjadi korban. Berdasarkan laporan assesment dari Tim Aju (tim pendahuluan) IDI yang diturunkan Sabtu, 29 September lalu, sekitar 80 persen korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah membutuhkan penanganan ortopedi. Untuk itu perlu penanganan yang cepat dan tepat agar meminimalisir risiko bagi korban gempa dan tsunami.
Rabu kemarin, Sekjen Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, dr Adib Khumaidi, SpOT beserta sejumlah tim medis IDI yang tergabung di berbagai organisasi menuju Palu membawa bantuan perlengkapan untuk operasi ortopedi beserta obat-obatan yang dibutuhkan.
"Kami sudah menerima laporan tim Aju sehingga setiba di sini (Palu), tim IDI dapat segera melakukan tindakan untuk meminimalkan risiko bagi para korban gempa dan tsunami," kata dr Adib seperti yang dikutip VIVA dari keterangan resminya, Kamis 4 Oktober 2018.
Dia melanjutkan hingga saat ini terdapat banyak bantuan banyak pihak, Mobile Clinic dan RSUD di Palu sudah siap digunakan beserta ketersediaan logistik obat-obatan. Selain itu, PB IDI beserta Baznas akan membuat pos medis di bandara yang berfungsi untuk menscreening kondisi pasien yang meninggalkan atau kembali ke Palu.
Pada H+1 gempa dan tsunami Sulteng, IDI bersama dengan TNI menurunkan tim medis dengan membawa bantuan medis melalui berbagai jalur: udara, darat (melalui Mamuju), serta laut.
Tidak hanya itu saja, RS terapung, KRI dr Soeharso saat ini telah berlabuh di pelabuhan Palu, sementara itu RS Terapung Ksatria Airlangga yang bertolak dari Kepulauan Alor dan Banda Neira dipastikan akan berlabuh hari ini di Donggala untuk menangani kondisi korban bencana di daerah tersebut.