Penyakit-penyakit Ini Ancam Korban Gempa dan Tsunami Palu

Warga korban gempa bumi Palu mengambil air di salah satu rumah warga di Pertigaan Petobo Palu, Sulawesi Tengah
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Abriawan Abhe

VIVA – Bencana alam gempa bumi dan tsunami yang menimpa Palu, Sulawesi Tengah bukan hanya menyisakan duka. Meski perlahan bantuan mulai berdatangan untuk memulihkan kondisi Palu, namun tak bisa dipungkiri jika saat ini, semakin banyak warga Palu yang mulai menderita beragam penyakit.

Gagal Pemilu 2024, Caleg Donggala Diduga Paksa Warga Bongkar Kuburan di Atas Tanahnya

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr. Anung Sugihatono mengatakan, untuk gempa bumi yang harus diwaspadai pada masa tanggap darurat adalah hal-hal yang berkaitan dengan tetanus.

“Yang paling rawan di masa tanggap darurat adalah tetanus, karena melihat sebagian besar rumah roboh, orang luka, perawatan luka yang belum ideal karena keterbatasan-keterbatasan yang ada. Tetanus menjadi satu ancaman yang cukup tinggi,” jelas dr. Anung, dikutip dari siaran pers Kemenkes RI, Jumat 5 Oktober 2018.

Daerah Ini Disiapkan Jadi Penopang Ketahanan Pangan di IKN Nusantara, Bukan di Jawa

Menurutnya, penyakit ini bisa dicegah dengan imunisasi DT yang sudah dilakukan. Selanjutnya adalah anti tetanus serumnya untuk mereka yang luka dan untuk relawan yang sadar atau tidak sadar nanti menolong, kemudian ada kemungkinan luka dengan memegang reruntuhan bangunan.

Tak hanya itu, karena Palu juga diterjang tsunami, yang sebagian besar merusak fasilitas umum, hal ini pun otomatis menyebabkan masyarakat sekitar sulit mendapatkan sumber air bersih.

Gempa Magnitudo 6,3 Guncang Donggala, Terasa hingga Kutai Timur

“Tentu air bersihnya jadi tercemar. Yang perlu kita waspadai adalah hal-hal yang berkaitan dengan infeksi saluran pencernaan, diare dan tentunya kontaminasi dari berbagai hal. Kita juga belum bisa menghindari kolera. Kita belum bisa menyatakan bebas kolera karena masih banyak fasilitas yang digunakan oleh masyarakat yang tidak higienis dan di situ ada kuman kolera,” tambah dr. Anung.

Menurut dr. Anung, setelah masa tanggap darurat yang perlu diwaspadai adalah penyakit infeksi saluran pernapasan atas terutama untuk Balita karena pada saat melakukan evakuasi dan kemudian membersihkan puing-puing, akan ada kemungkinan debu yang cukup banyak.

Selanjutnya yang juga perlu menjadi kewaspadaan adalah timbulnya penyakit-penyakit yang berkaitan dengan higiene sanitasi, seperti gatal, infeksi pada kulit, dan hal-hal lain termasuk infeksi pada mata.

"Tentu banyak penyakit ini harus kita waspadai. Yang bisa kita lakukan adalah melakukan surveilans epidemiologi secara ketat,” terang dr. Anung.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya