10 Penyakit yang akan Jadi Penyebab Kematian di Tahun 2040

Ilustrasi stroke.
Sumber :
  • Pixabay/ Geralt

VIVA – Seberapa sehatkah orang Indonesia di tahun 2040?  Mengenai pertanyaan ini, sebuah studi terbaru memprakirakan kondisi dan berbagai skenario alternatif tentang usia harapan hidup dan penyebab utama kematian di tahun 2040.

2019, Diabetes Intai Usia Muda dan Penyakit Menular Seksual Melonjak

Studi ini juga memperlihatkan bahwa seluruh negara agaknya akan mencatat penambahan usia harapan hidup sedikit lebih lama. Namun, satu skenario yang lain menemukan bahwa hampir separuhnya akan dihadapkan pada angka harapan hidup yang lebih rendah.

Peringkat negara-negara tersebut ditinjau dari usia harapan hidup menyajikan pemahaman baru tentang status kesehatan mereka.

Perlambat Penuaan dan Menopause, Kromosom Booster Diburu Kaum Hawa

Contohnya, Indonesia, dengan rata-rata usia harapan hidup 71,7 tahun di 2016, menempati peringkat ke-117 dari 195 negara. Dan, jika tren ini mampu dipertahankan, Indonesia akan bisa menempati peringkat ke-100 di tahun 2040 dengan rata-rata usia harapan hidup 76,7 tahun, dengan kata lain – ada penambahan 5,1 tahun.

Lewat rilis yang diterima VIVA dari Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME), studi  yang dimuat dalam jurnal Medical International The Lancet ini juga mengungkap, usia harapan hidup di Indonesia bisa bertambah hingga 8,4 tahun menurut skenario ‘lebih baik’ atau sedikitnya 1,8 tahun mengacu pada skenario ‘lebih buruk’.

WHO: Jumlah Orang 'Mager' di Dunia Meningkat, Ini Bahayanya

Perbedaan yang kontras jika dibandingkan dengan Amerika Serikat, yang pada tahun 2016 berada di peringkat ke-43 dengan rata-rata harapan hidup hingga usia 78,7 tahun.

Di tahun 2040, usia harapan hidup diperkirakan akan bertambah 1,1 tahun menjadi 79,8 tahun, namun turun ke peringkat 64.

Sedangkan China, di sisi lain, mencatat usia harapan hidup 76,3 tahun di 2016 dan diharapkan akan bertambah menjadi 81,9 serta naik dari peringkat ke-68 di tahun 2016 menjadi peringkat ke-39 di tahun 2040.

Tidak itu saja, Studi yang diterbitkan hari ini, 17 Oktober 2018 dalam jurnal medis internasional The Lancet juga memproyeksikan adanya peningkatan yang signifikan dari kematian yang disebabkan oleh penyakit-penyakit tidak menular, termasuk diabetes, gangguan paru kronik obstruktif (COPD), penyakit ginjal kronis, kanker paru-paru, juga penyakit-penyakit yang berhubungan dengan obesitas.

Di tahun 2016, sepuluh penyebab utama kematian di Indonesia adalah penyakit jantung iskemik, stroke, TBC, diabetes, komplikasi dari kelahiran prematur, kecelakaan lalu lintas, infeksi saluran nafas bagian bawah, penyakit-penyakit diare, encephalopathy neonatal yang disebabkan oleh asfiksia dan trauma, dan cacat bawaan lahir.

Sedangkan di tahun 2040, penyebab utama kematian adalah penyakit jantung iskemik, stroke, diabetes, penyakit ginjal kronis, TBC, Alzheimer, gangguan paru kronik obstruktif (COPD), penyakit jantung hipertensi, penyakit-penyakit yang disebabkan oleh diare, serta infeksi saluran pernafasan bawah.
 
Bagaimana pun, para peneliti menyimpulkan bahwa masih ada “kesempatan besar untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan dari kondisi kesehatan” dengan memperhatikan berbagai faktor resiko utama, seperti pendidikan dan income per kapita.

“Masa depan kondisi kesehatan di dunia, tidak sepenuhnya ditentukan oleh takdir, masih banyak kemungkinan-kemungkinan yang masuk akal,” kata Dr. Kyle Foreman, Director of Data Science – Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) di Universitas Washington, yang juga merupakan penulis utama dari Studi ini.

“Tetapi, apakah kita dapat melihat perubahan yang signifikan atau kondisi yang stagnan, hal ini tergantung pada seberapa bagus atau buruknya sistem yang ada dalam mengatasi dan menangani berbagai faktor penentu utama masalah kesehatan.”

"Lima penentu utama masalah kesehatan yang paling dapat menjelaskan seperti apa gambaran tentang kematian prematur di masa mendatang adalah tekanan darah tinggi, indeks massa tubuh yang tinggi, kadar gula darah yang tinggi, kebiasaan merokok dan mengkonsumsi alkohol,” tambah Dr. Kyle Foreman. Sedangkan polusi udara ada di urutan ke-enam.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya