Alasan Mengapa Kini Makin Banyak Istri yang Selingkuh

Menurut survei, hanya 10 persen wanita yang bisa dengan mudah mencapai orgasme.
Sumber :
  • dok. pixabay

VIVA – Selama ini diyakini kaum Adam-lah yang lebih banyak selingkuh. Anggapan itu juga dikukuhkan oleh berbagai survei dan penelitian. Namun kini, jumlah wanita yang berselingkuh terus bertambah. Sebagian wanita menghindari monogami, bahkan para istri pun berselingkuh meski mereka mengaku masih mencintai suaminya.

Keluarga Lettu Agam Buka Suara soal Isu Perselingkuhan yang Viral di Medsos

Para istri dilaporkan lebih rentan berselingkuh dibanding tiga dekade belakangan, seiring meningkatnya kemandirian, kekuasaan serta adanya kesempatan. Dilansir dari mirror.co.uk, Wednesday Martin seorang penulis buku best seller mengatakan, "Kini 40 persen istri lebih rentan berselingkuh dibanding pada tahun 1990."

Meningkatnya angka itu termasuk para wanita yang memikirkan pria lain walau mereka berada dalam ikatan pernikahan. Wednesday mengadakan penelitian dalam penulisan buku Untrue untuk mendengar kisah para istri.

Polisi Buka Suara Soal Istri Anggota TNI Jadi Tersangka Usai Lapor Kasus Dugaan Perselingkuhan Suami

Seperti kisah Erica, yang tidak ingin mengakhiri pernikahannya meski sudah tidak ada gairah di dalamnya. Setelah bertahun-tahun kecewa secara seksual, wanita 46 tahun itu lalu berseluncur di dunia maya untuk mencari seseorang, yang berujung pada perselingkuhan.

Ilustrasi gairah seksual/bercinta.

Viralkan Suami Selingkuh dengan 5 Wanita, Istri Dokter TNI Ini Dijebloskan ke Penjara

Para wanita berselingkuh yang menjadi subyek penelitian Wednesday memiliki berbagai isu, mulai dari seks yang tidak memuaskan, tidak merasa intim dengan suami hingga ingin sesuatu yang baru dalam hidupnya.

"Poin paling penting, tidak satu pun dari para istri itu yang ingin mengakhiri pernikahannya atau berkurang rasa cintanya kepada suami," kata Wednesday.

Meski angka perselingkuhan suami masih lebih tinggi, para ahli percaya jumlah istri yang berselingkuh kian meningkat. Ada beberapa alasan mengapa para istri makin banyak yang melakukan perselingkuhan. Salah satunya, menurut ahli karena makin banyak wanita pergi bekerja, saat mereka berpisah dari suami, kemungkinan bertemu pria idaman lain pun terbuka.

Menurut Wednesday, faktor lain pemicu perselingkuhan adalah teknologi, di mana istri bisa diam-diam berselingkuh lewat media sosial dan aplikasi. Para istri yang telah menikah dalam jangka waktu lama juga bisa kehilangan ketertarikan terhadap suami.

Salah satu hasil penelitian yang didapat oleh Wednesday bahwa, gairah wanita jauh lebih kuat dengan hasrat bertualang lebih dari yang biasa dibayangkan. Penelitian Wednesday melibatkan para wanita dari beragam kelompok umur dan menyertakan teori ilmiah dan revolusioner.

Beberapa ilmuwan meyakini para wanita akan merasa bosan dengan satu partner bercinta dan menginginkan pria lain untuk alasan evolusi. Para wanita memerlukan pengalaman baru untuk membuat mereka tetap tertarik.

Ilustrasi seks.

Mengutip buku Wednesday, perselingkuhan wanita kini tak lagi dipandang tak lazim. Di buku tersebut, sang penulis menyebut soal gairah wanita dan alasan wanita berselingkuh.

Wednesday berkata, "Satu hal yang pasti sejak kemunculan gerakan feminisme beberapa dekade belakangan, dengan meningkatnya kemandirian, serta peningkatan kekuasaan dan kesempatan bagi para wanita. Kini ditambah dengan kemajuan digital, para wanita secara sosiologis telah memperkecil jarak antara angka kesenjangan perselingkuhan yang dilakukan pria. Hanya saja, para wanita tidak membicarakan perselingkuhan secara terbuka."

Meski tentu saja masih banyak alasan klasik perselingkuhan, mulai dari merasa kesepian hingga tidak mendapat cukup perhatian dari pasangan. Seperti pengakuan salah satu responden, yang mengaku suaminya terlalu sibuk berpergian untuk pekerjaan, sehingga ia merasa kesepian dan kini ia tidak kuasa berhenti dari perselingkuhan.

Alasan lain yang memicu wanita untuk berselingkuh di antaranya, pasangan yang kurang memberi perhatian, selingkuh terjadi ketika mereka mabuk serta kebutuhan seksual yang tak terpenuhi.  

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya