Angka Kematian Ibu dan Bayi Tinggi, Peneliti Temukan Cara Deteksi Dini

Ibu dan bayi.
Sumber :
  • Pixabay/grisguerra

VIVA – Kementerian Kesehatan RI gelar Ekspo Disertasi yang merupakan perhelatan akbar Kemenkes dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional ke-54. Ekspo Disertasi ini merupakan ajang pemaparan hasil disertasi terkait masalah kesehatan di Tanah Air.

5 Pahala dan Keistimewaan untuk Wanita Hamil dalam Agama Islam

Dari pemaparan presentasi enam doktor, terdapat dua hasil disertasi yang berkaitan dengan angka kematian ibu serta angka kematian bayi. Pemaparan terkait Angka Kematian Ibu oleh Dr. Dhiana Setyorini, M.Kep., Sp.Mat dari Poltekkes Kemenkes Surabaya berdasarkan masalah preeklampsia atau eklampsia (PE-E) merupakan salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas perinatal di Indonesia.

Preeklampsia menjadi penyebab utama 6-8 persen angka kesakitan atau kematian maternal dan janin diseluruh dunia. Angka kematian ibu di Kota Surabaya tahun 2012 antara lain disebabkan karena preeklampsia atau eklampsia 32.4 persen, perdarahan 8.1 persen, sepsis atau infeksi 5,4 persen, partus lama 2,7 persen dan lain-lain 51,4 persen.

Kenali Bahayanya Wanita Hamil di Bawah Usia 21 Tahun

Alat deteksi dini berupa kartu skor akan memudahkan perawat dan bidan dalam menentukan seorang ibu hamil apakah memiliki risiko atau tidak untuk terjadinya preeklampsi. Sehingga, perawatan yang diberikan bisa lebih dini.

"Pemeriksaan antenatal care sangat dibutuhkan ibu hamil, terutama untuk menilai masalah preeklampsi. Maka ibu hamil disarankan melakukan pemeriksaan antenatak care melalui kartu skor deteksi dini, yang saya harapkan bisa diaplikasikan di puskesmas dan rumah sakit di Indonesia," ujar Dhiana, dalam paparannya di Gedung Kemenkes RI, Jumat 9 November 2018.

Cek Fakta: Ganjar Sebut Sebagian Besar Wanita Indonesia Menderita Anemia

Selanjutnya yaitu terkait Angka Kematian Bayi yang cukup tinggi. World Health Organizahbn (WHO) memperkirakan di seluruh dunia ada sebanyak 303.000 bayi baru lahir meninggal disebabkan oleh kelainan kongenital.

Hal ini memicu Dr. Meti Lestari, SST, M.Keb dari Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya berupaya menemukan metode skrining tepat pada janin yakni Brine Shrimp Test (BST) sebagai Metode Skrining Teratogenik.

Dalam paparannya, ia menegaskan bahwa Salah satu resolusi tentang kelainan kongenital yaitu memperkuat penelitian dan kajian etiologi, diagnosis serta pencegahan, dengan mengembangkan penelitian mengenai toksikologi perkembangan atau uji teratogenik. Beberapa pengujian teratogenik telah dikembangkan.

Brine Shrimp (BST) adalah metode yang sesuai dengan tuntutan tersebut. Metode pengujiannya cepat, simpel, dan hemat biaya," kata dia.(tp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya