- Pixabay/priyanka98742
VIVA – Dehidrasi merupakan kondisi tubuh yang sedang kekurangan cairan. Dehidrasi sebenarnya sangat umum terjadi, namun seringkali tidak disadari bahkan dianggap sepele.
Padahal, tubuh yang dehidrasi bisa mengalami kerusakan pada fungsi tubuh seperti penyakit ginjal dan diabetes. Untuk lebih memahaminya, berikut beberapa fakta mengenai dehidrasi yang wajib kamu ketahui, berdasarkan rangkuman VIVA dalam acara konferensi pers 2nd Indonesian Hydration & Health Conference (IH2C) di IMERI FKUI, Salemba, Jakarta:
Tanda tubuh dehidrasi
Untuk mengetahui tubuh sedang dehidrasi, lihat melalui kepekatan warna urine. Semakin pekat warnanya, maka tubuh sedang mengalami dehidrasi. Hal yang sama juga terjadi pada kulit, yang mana kondisinya akan alami kering saat tubuh kekurangan cairan.
Tempat rentan picu dehidrasi
Banyak hal yang membuat dehidrasi terjadi, salah satunya ruangan dengan pendingin yang memberi rasa nyaman. Seperti saat sedang bepergian menggunakan pesawat atau mobil dengan pendingin ruangan yang cukup, seringkali membuat tubuh tidak merasa haus. Hal ini membuat dehidrasi rentan terjadi.
Cara efektif cegah anak dehidrasi
Sebaiknya, semenjak bangun tidur di pagi hari, biasakan anak mengonsumsi satu gelas air untuk kebutuhan metabolisme tubuh. Selain itu, sebaiknya sering mengonsumsi air putih dan bukan dalam satu waktu sekaligus di saat haus.
Dehidrasi bisa picu stres
Tubuh yang kekurangan cairan akan beradaptasi dengan cara mengeluarkan hormon vasopresin. Hormon tersebut berkaitan dengan beberapa hal seperti darah yang semakin kental serta hormon kortisol (hormon stres) yang meningkat.
Kebutuhan anak dan dewasa berbeda
Pada umumnya, tubuh orang dewasa membutuhkan konsumsi air sebanyak 8 gelas sehari untuk penuhi cairannya. Sementara, anak-anak hanya membutuhkan air sebanyak 6 gelas sehari. Namun, hal tersebut bisa berbeda pada aktivitas serta kondisi yang dialami masing-masing orang.
