Menkes Tegaskan Pendidikan Keluarga untuk Remaja Indonesia

ilustrasi remaja.
Sumber :
  • pexels

VIVA – Indonesia merupakan negara ke-5 dengan angka stunting tertinggi di dunia yakni 3,9 persen. Angka ini masih sangat mengkhawatirkan mengingat Indonesia memiliki kekayaan alam yang seharusnya mampu mencukupi kebutuhan gizi anak.

Jurus Ampuh Papua Basmi Stunting, Dokter Hasto Berikan Strategi Jitu

Menkes RI Nila Moeloek menekankan bahwa keragaman alam Indonesia bisa menjadi sumber gizi yang baik bagi masyarakat khususnya anak di masa tumbuh kembang. Meski berdasarkan Riskesdas 2018 angka stunting mulai menurun yaitu 30,8 persen, namun belum mencapai target WHO yaitu 20,2 persen.

"Tanah Indonesia subur, makanan apa aja ada, tetapi kenapa stunting masih nomor 5 di dunia. Perilaku kita dan kaum ibu dalam mendidik anaknya yang perlu diperhatikan," ujar Menkes Nila dalam acara Simposium Nasional, di kawasan Kuningan, Jakarta, Kamis 22 November 2018.

20 Negara dengan Tingkat Stunting Tertinggi di Dunia, Indonesia Bersyukur

Menurut Menkes, stunting sangat berkaitan erat antara pengetahuan dan gizi buruk kronis pada anak. Para ibu harus memahami pentingnya gizi di 1000 hari kehidupan pertama anak.

"Dimulai dari 270 hari dalam kandungan, lalu pemberian ASI, MPASI sampai 2 tahun. Bagaimana caranya semua nutrisi terpenuhi sehingga di usia 2 tahun mereka tidak mengalami penurunan IQ dan pola pikir," terang dia.

Cara IDSurvey Dukung Penurunan Angka Stunting Anak Indonesia

Menkes Nila juga menekankan peran pendidikan kesehatan keluarga sebelum para remaja melangkah ke jenjang pernikahan. Sebab, peran pendidikan kesehatan keluarga, termasuk kesehatan jiwa pada remaja sangat krusial untuk menyokong kehidupannya kelak saat memiliki anak.

"Nasihat perkawinan tidak hanya agama tetapi juga kesehatan keluarga. Penting mengenalkan kesehatan jiwa karena kasus perceraian bisa memicu remaja depresi dan berujung pada narkoba," tegas Menkes.

Padahal, lanjut Menkes, kasus depresi remaja ini bisa memicu kecenderungan pada buruknya kesehatan jiwa remaja. Sehingga, banyak hal yang perlu dipahami remaja agar mencegah minimnya pendidikan kesehatan dalam berkeluarga.

"Maka, remaja harus paham bagaimana berkeluarga secara tepat dengan membangun kesehatan jiwa dan pengetahuan gizi serta reproduksinya." 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya