Semakin Banyak Perokok, Risiko Bayi Kena Pneumonia Makin Tinggi

Ilustrasi bakteri / Pneumonia
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Pneumonia adalah radang akut jaringan paru dan sekitarnya. Pneumonia merupakan manifestasi infeksi saluran napas akut (ISPA) yang paling berat dan dapat menyebabkan kematian.

Bea Cukai Kalbagsel Musnahkan Barang Kena Cukai Ilegal Senilai 7 Miliar Rupiah

Penyebab pneumonia adalah berbagai macam bakteri, virus, atau jamur. Selain karena infeksi, ada beberapa faktor risiko yang menimbulkan pneumonia, salah satunya adalah asap rokok.

Sayangnya, perokok di Indonesia sangatlah tinggi dan ini bisa menjadi ancaman bagi anak-anak. Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Aman Bhakti Pulungan, SpA(K) mengungkap, data Riskesdas menunjukkan bahwa prevalensi merokok pertama kali di usia remaja meningkat dari angka 7,7 persen, menjadi 8,8 persen, dan 9,1 persen.

Kenaikan Cukai Rokok Terlalu Tinggi, Pengamat Nilai Penerimaan Negara Jadi Tak Optimal

Menurut Aman kondisi ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak memiliki rasa takut dengan meningkatnya faktor risiko rokok ini. Ditambah lagi, imunisasi belum ada hingga kini.

"Ini menunjukkan tidak ada kontrol orangtua terhadap anak merokok. Apalagi negara. Kita lihat orang bisa beli rokok di mana saja dan gampang," ujar Aman saat seminar media di Kantor IDAI, Jakarta, Kamis, 29 November 2018.

Bea Cukai Langsa Hentikan Peredaran Rokok Ilegal di Aceh Tamiang

Namun, yang lebih parah lagi kini rokok dijadikan sebagai penyelamat BPJS oleh negara. Isu lainnya, tambah Aman, adalah angka putus sekolah yang tinggi juga berkaitan dengan pneumonia pada anak.

"Cakupan imunisasi kita jelek. Imunisasi MR jeblok karena ada isu haram. Ketika orang tidak mau imunisasi campak yang menjadi faktor risiko pneumonia meningkat," ujar Aman.

Agar upaya pencegahan dan proteksi terhadap risiko campak berhasil, setidaknya cakupan imunisasi harus di atas 90 persen. Beberapa imunisasi yang terkait pneumonia adalah campak, BCG, DPT, Hib.

Pneumonia dapat dicegah dengan melalui pemberian ASI, nutrisi yang cukup, imunisasi, menghindari gas toksik, dan higienitas.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya