Beras Berisiko Mengandung Arsenik, Ini Bahayanya

Ilustrasi beras.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

VIVA – Hampir setiap hari mayoritas masyarakat Indonesia mengonsumsi beras atau nasi. Bahkan orang Indonesia mengenal ungkapan, ‘Belum makan kalau belum makan nasi’.

Daftar Harga Pangan 25 April 2024: Bawang Merah hingga Daging Sapi Naik

Tapi Dr Zheng Zou dari Indiana University dalam sebuah riset terbarunya menyebut bahwa beras berisiko mengandung arsenik. Hal tersebut terungkap setelah ia menganalisis 143 artikel, dan melihat ke dalam bioaccessibility (seberapa mudah perut untuk menyerap) arsenik dalam beras.

Dilansir dari The Sun, Kamis, 6 Desember 2018, arsenik adalah unsur kimia yang ada di banyak mineral. Terlalu banyak mengonsumsinya dapat menyebabkan keracunan arsenik. Gejala keracunan ini dimulai dengan sakit kepala, kebingungan, diare berat dan mengantuk.

Harga Eceran Tertinggi Beras Medium Dinaikkan Meski Panen Raya, Ini Rinciannya Per Wilayah

Paparan rutin terhadap sejumlah kecil arsenik juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kandung kemih, paru-paru dan kulit, serta penyakit jantung dan diabetes tipe 2. Tak hanya itu, arsenik juga diduga memiliki efek yang merugikan pada sistem kekebalan tubuh bayi di dalam kandungan.

Untuk menurunkan tingkat kandungan arsenik dalam beras, penting untuk mengolahnya dengan benar. Salah satu caranya ialah dengan membilas beras dengan seksama sebelum dimasak dan kemudian memasaknya menggunakan rasio enam cangkir air untuk satu cangkir beras.

RI Sudah Impor 567,22 Ribu Ton Beras Maret 2024, Naik 921,51 Persen

Cara itu mungkin dapat mengurangi nilai gizi dari beras, namun juga akan menurunkan tingkat kandungan arsenik.

Simulasi Makan Siang di Tangerang, Menko Airlangga Hartarto

Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran Butuh 6,7 Juta Ton Beras per Tahun

Program makan siang gratis yang diusung oleh Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka diperkirakan membutuhkan 6,7 juta ton beras per tahunnya.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024