Kapur Sirih Ternyata Aman Dikonsumsi, Asal...

Ilustrasi kapur sirih
Sumber :
  • instagram.com/eteumbutara

VIVA – Kapur sirih sudah dikenal sejak lama oleh masyarakat Indonesia. Hasil rendaman batu kapur berupa lumpur kapur lembut itu memiliki sejumlah khasiat.

Ngeri! Dampak Buruk Begadang bagi Kesehatan, Berisiko Kematian

Sebagian masyarakat berkeyakinan bahwa kapur sirih bisa membuat gigi kuat, menghilangkan warna hitam pada area lipatan kulit dan bau badan. Selain itu, kapur sirih juga diyakini bisa membuat kulit menjadi putih bersih.

"Untuk bau badan, kapur sirih memiliki sifat basa yang bisa serap kelembaban dan mungkin hilangkan bau badan, tetapi belum ada bukti ilmiahnya. Hal lain yang disebutkan juga semua mitos karena belum ada penelitian ilmiahnya," ujar dr Lonah SpFK dalam acara Ayo Hidup Sehat di tvOne, Senin 17 Desember 2018.

10 Manfaat Minyak Kelapa yang Sering Dianggap Remeh, Singkirkan Lemak Membandel

Namun, kapur sirih ternyata aman untuk diolah bersama makanan karena dapat membuat makanan menjadi renyah dan adonan makanan pun menjadi kalis. Beberapa makanan khas Indonesia yang menggunakan kapur sirih, yaitu klepon dan lontong.

"Kalau untuk makanan memang boleh dan aman tapi dalam jumlah sedikit. Dalam 10 kilogram manisan pepaya, kapur sirih hanya boleh digunakan 300 gram dengan campuran 150 mililiter air," tuturnya.

Dampak Fatal Tubuh Kekurangan Vitamin B Kompleks, Ibu Hamil Harus Hati-hati

Adapun untuk kesehatan gigi, kapur sirih bisa digunakan untuk kondisi tertentu tetapi hanya boleh digunakan oleh dokter gigi profesional.

"Dokter gigi pakai untuk perbaiki akar gigi yang sudah mati permanen atau lindungi vulva agar tidak rusak. Nama kimianya, yaitu kalsium hidroksida dan untuk gigi dan makanan sangat dianjurkan tetapi dengan jumlah yang sedikit," ujar Lonah.

Perlu dipahami, kapur sirih tidak dianjurkan untuk pemakaian secara topikal atau dioles di kulit. Terlebih jika bagian yang ingin diberikan air rendaman kapur sirih adalah area berjerawat.

"Kapur sirih tidak menyembuhkan jerawat, itu mitos. Tidak disarankan dioles ke kulit karena bisa memicu peradangan atau iritasi. Tidak dianjurkan juga bagi penderita diare maupun kanker karena belum terbukti menyembuhkan," ucapnya. (ldp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya