Aturan Ganti MSG dengan Garam dan Gula untuk Masakan

Ilustrasi garam, MSG dan gula.
Sumber :
  • Pixabay/Stocksnap

VIVA – MSG atau Monosodium glutamate atau micin, memang tidak bisa dilepaskan dari menu masakan sehari-hari di rumah. Penggunaan MSG dalam masakan sendiri berfungsi untuk menguatkan rasa umami atau gurih. Namun, penggunaan MSG yang berlebih dalam jangka panjang dikatakan bisa menyebabkan tekanan darah tinggi dan obesitas.

Memahami Dua Jenis Asuransi Kesehatan, Hospital Benefit dan HCP

Untuk mengakalinya, terutama dalam memasak, tidak sedikit dari ibu-ibu di rumah menggantinya dengan gula. Lalu, bagaimana penggantian MSG dengan gula dan garam, jika mengacu pada konsumsi Garam Gula dan Lemak (GGL) harian yang disarankan Kementerian Kesehatan.

Yang mana gula disarankan empat sendok (50 gram) per hari, satu sendok teh (dua gram) garam per hari, dan lima sendok makan (sdm) lemak yang setara 67 gram per hari?

5 Tahun Praktik di Klinik Bekasi, dr Ingwy Alias Sunaryanto Ternyata Dokter Gadungan

"Gula maksimal empat sdm dalam sehari per orang. Kasih dikit enggak masalah, asalkan ingat berapa banyak yang dituangkan itu ke dalam makanan," kata Kepala Subdit Diabetes Melitus dan Gangguan Metabolik, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, dr. Prima Yosephin, MKM dalam acara Emotion Eating di Kebayoran Jakarta Selatan, Selasa 18 Desember 2018.

Dia melanjutkan, ketika menambahkan gula itu, masyarakat juga harus menghitung gula tersembunyi seperti pada nasi, hingga buah-buahan. Selain itu, dia juga menjelaskan penggunaan garam untuk makanan.

Tantangan Penggunaan AI di Dunia Kedokteran

"Kalau yang aman, masaknya enggak dikasih garam. Kalau perhatikan di restoran luar, mereka tidak menggunakan garam dan selalu menaruh garam di atas meja. Jadi, bisa dia pakaikan sendiri. Tapi ingat, sehari maksimal satu sdt (sendok teh), jadi akali dengan menaruhnya di berbagai tempat agar merata rasanya," kata dia.

Prima juga tidak membenarkan untuk mengonsumsi makanan dengan teknik deep fried seperti ayam goreng.

"Ayam goreng yang deep fried, lemaknya banyak. Kalaupun menggunakan paper towel, memang bisa kurangi minyak, tapi bukan lemak saja, tapi juga oksidasi selama proses pemasakannya," ujarnya menjelaskan. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya