Penyebab Kusta Sulit Dieliminasi di Indonesia Timur

Penderita kusta
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVA – Meski sejumlah daerah dinyatakan telah berhasil mengeliminasi penyakit kusta, namun 145 kabupaten/kota dari 22 provinsi masih belum mampu mengeliminasi penyakit menular tersebut. Beberapa kasus terutama terjadi di Papua, Maluku dan beberapa daerah di kawasan Indonesia Timur lainnya.

Kisah Ratna Indah Kurniawati Melawan Dusta Kusta di Kota Santri

Menurut Peta Distribusi Kasus Kusta di Indonesia tahun 2017, angka prevalensi penyakit ini mencapai 0,696 per 10 ribu penduduk dengan total kasus terdaftar 18.242. Sementara untuk angka penemuan kasus baru di Indonesia mencapai 6,07 per 100 ribu penduduk atau rata-rata 15 ribu kasus baru per tahun.

Menurut, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PL) Kementerian Kesehatan, dr. Wiendra Waworuntu, M.Kes, memang sedikit sulit untuk mengeliminasi penyakit kusta di beberapa kawasan Indonesia bagian timur.

Kebal Nyeri, Penderita Kusta Rentan Alami Kecacatan

Ia menjelaskan bahwa sebagai negara dengan iklim tropis, Indonesia memang cukup rentan terkena penyakit kusta. Hal ini mengingat kuman kusta sendiri bertahan di suhu 37-38 derajat celsius. Suhu yang lembap inilah yang menyebabkan kuman dari penyakit kusta mudah berkembang biak.

"Sementara untuk di Papua dan daerah timur itu memang aksesnya sulit. Jadi penderita di sana kesulitan dijangkau petugas kesehatan karena terbatas," kata Wiendra saat konferensi pers Hari Kusta Sedunia 2019 di Kementerian Kesehatan, Kamis, 7 Februari 2019.

Bisa Sembuh, Pentingnya Ketahui Gejala Kusta agar Tak Berakibat Fatal

Sulitnya akses tersebut juga membuat petugas kesehatan sulit menemukan kasus-kasus baru, sehingga mudah terjadi penularan di daerah tersebut. Sementara secara umum, menurut Dr. dr. Sri Linuwih Menaldi SW, SpKK(K) dari Komite Ahli Eliminasi Kusta, salah satu tantangan dalam mengeliminasi kusta ialah miripnya gejala penyakit ini dengan penyakit lain.

"Sehingga yang mengalami tidak terdiagnosa dengan cepat. Kemudian yang kedua, sudah terdiagnosa tapi tidak mau berobat karena stigma, padahal obat sudah tersedia secara gratis," kata Sri.

Oleh sebab itu, lanjut dia, penting untuk terus mengedukasi masyarakat tentang gejala kusta dan perlunya untuk segera membawa penderita penyakit ini ke dokter. (ldp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya