Indonesia Jalin Kerja Sama Uji Klinis Alat Kesehatan dengan China 

Produksi Alat Kesehatan
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Umarul Faruq

VIVA – China adalah salah satu negara di Asia yang telah menetapkan Kebijakan Registrasi Alat Kesehatan (Alkes), Uji Klinis Alkes dan Sistem Pengawasan Alat Kesehatan Pre dan Post Market. Tak hanya itu, China juga telah membangun pusat uji klinis untuk alat kesehatan, di mana pengawasan dilakukan baik di tingkat Pusat dan Provinsi.

Bea Cukai Beri Izin Pembebasan Bea Masuk Impor Alat Kesehatan

Karenanya, Indonesia melakukan pertemuan dan kunjungan ke National Medical Product Administration (NMPA), RS Fuwai, RS Beijing Shijitan, dan Universitas Peking pada tanggal 19 Februari 2019 lalu. Indonesia mengirim delegasi yang dipimpin oleh Staf khusus Menteri Bidang Peningkatan Pelayanan Kesehatan, Prof. Dr. Akmal Taher, SpU(K) beserta Sekretaris Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, drg. Arianti Anaya, MKM.

NMPA adalah institusi pemerintah setingkat wakil menteri yang mengatur tentang registrasi dan pengawasan Pre-market dan Post Market obat-obatan, alat kesehatan dan kosmetik.

Lebih dari 5 Ribu Kasus Flu Singapura Dilaporkan di Indonesia

Pada kesempatan tersebut Prof. Taher menyampaikan pengalaman Indonesia dalam upayanya membangun sistem nasional untuk uji klinis alat kesehatan.

“Indonesia telah berpengalaman dalam uji klinis obat sejak tahun 2001, dengan menerbitkan pedoman Uji Klinik Obat dan melakukan Good Clinical Practice (GCP). Untuk alat kesehatan, kami masih dalam tahap persiapan, dengan ditargetkan akan mulai beroperasi dalam waktu dekat,” ujarr Prof. Taher lewat rilis yang diterima VIVA Kamis 21 Februari 2019.

Menkes: Prospek Industri Alat Kesehatan Menjanjikan, Indonesia Harus Bisa Produksi Sendiri

Sementara itu dalam pembukaan kegiatan kunjungan Delri ke kantor NMPA, Sekretaris Jenderal NMPA China, Xu Jinghe menyatakan siap membantu Indonesia dalam membangun sistem uji klinis alat kesehatan.

Menjalin kerja sama

Dalam kesempatan yang sama, Prof. Taher menekankan kembali tentang kerja sama bidang kesehatan antara Indonesia dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT), yang ditandai dengan telah ditandatanganinya Memorandum of Understanding (MoU) pada bulan November 2017. 

MoU Kesehatan RI-RRT itu berfokus pada beberapa area kerja sama, antara lain Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Pengembangan SDM Kesehatan dan Kerja Sama Pelayanan Kesehatan.

"Kerja sama kesehatan antara Indonesia dan China mempunyai potensi besar untuk terus ditingkatkan guna mendukung Pembangunan Kesehatan di kedua Negara," ujarnya.

Profesor Taher juga mengunjungi RS Pusat Jantung Fuwai untuk melihat implementasi uji klinik Alkes dan bertemu Kepala Pusat Ilmu Kesehatan, Universitas Peking dan Wakil Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan RRT.

Pertemuan tersebut menghasilkan potensi kerja sama dalam membangun Sistem Uji Klinis Alkes di Indonesia disertai dengan Platform Penelitian untuk melaksanakan penelitian klinis Alkes yang berkualitas di Indonesia seperti membangun laboratorium uji alat kesehatan, uji klinik Alkes serta investasi pembangunan pabrik bahan baku obat dan Alkes di Indonesia guna mendukung program Jaminan Kesehatan Nasional. (csr)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya