Keturunan Bukan Penyebab Utama Kanker

Ilustrasi kanker payudara
Sumber :
  • Pixabay/pexels

VIVA – Ancaman kanker di Indonesia semakin meningkat, menurut Organisasi Penanggulangan Kanker Dunia dan Badan Kesehatan Dunia, diperkirakan terjadi peningkatan di dunia sebesar 300 persen pada 2030. Dan mayoritas terjadi di negara-negara berkembang termasuk di Indonesia.

Nunung Srimulat Bugar Kembali, Proses Pengobatan Selesai

Secara nasional prevalansi kanker di Indonesia sebesar 1,4 per 1.000 penduduk. Menurut Spesialis Bedah Onkologi RS Medistra, dr. Sonar Soni Panigoro, Sp.B (K) Onk, hingga saat ini banyak masyarakat yang menyebut bahwa penyakit kanker paling banyak disebabkan keturunan atau genetik. Namun, ternyata hal itu tidak benar 100 persen. 

Dalam talkshow Kalbe memeringati Hari Kanker Sedunia melalui Program Cerdik, Sonar menyebut bahwa faktor seseorang terkena kanker karena keturunan hanya mencapai lima persen.

Akui Sempat Ragukan Keberadaan Tuhan, Vidi Aldiano Dapat Hidayah Sejak Sakit Kanker

“Kanker ada perubahan gen dan diartikan bukan diturunkan. Karena faktor keturunan itu enggak sampai lima persen, 95 persen tidak diturunkan lantaran kelainan genetiknya yang rusak karena populasi diet, kebiasaan lain pola hidup seperti kegemukan, alkohol, infeksi dan rokok,” kata Sonar di Lippo Mal Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu, 23 Februari 2019.

Dia menjelaskan, faktor kegemukan atau obesitas yang dapat menjadi pemicu kanker terutama kanker payudara. Hal ini lantaran berkaitan dengan hormon kewanitaan, yang mana seseorang dengan berat berlebih atau obesitas memproduksi hormon yang berlebih.

Ada Kabar Baik untuk Pasien Kanker Paru-paru

“Hormon kewanitaan itu pada orang obesitas itu diproduksi lebih banyak, jadi sangat berisiko, jadi kenapa dianjurkan dibuat lebih slim, makin banyak lemak terkumpul hormon makin banyak,” kata dia.

Selain itu, dia menjelaskan bahwa memungkinkan jika seseorang mengidap kanker di usia lanjut seperti di atas 50 tahun. Mengingat kata dia, butuh waktu lama untuk menjadi kanker.

“Bervariasi, terbanyak yang datang 40-50 tahun, ada yang muda, bayi ada tapi sedikit. Puncaknya di 40-50, lebih 50 tahun, jumlah menurun. Kanker 80 tahun mungkin terjadi karena kanker butuh waktu, ada yang lama dan cepat,” tuturnya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya